Pelit Bagikan Masker, Inggris Bisa Lockdown Hingga 2021

Wanita Eropa pakai masker, ilustrasi cegah virus corona.
Sumber :
  • Unsplash/Dimitri Karastelev

VIVA – Dunia kini masih terus berupaya keras untuk mampu keluar dari belenggu keganasan wabah corona. Tak kurang sudah puluhan ribu nyawa melayang akibat mematikannya virus COVID-19.

Sempat Hilang Kesadaran Akibat Sepsis, Chicco Jerikho Ngerasa Dikasih Kesempatan Kedua

Langkah-langkah strategis yang bersifat preventif dan pencegahan pun kian diusung oleh sejumlah negara. Hal ini jadi langkah serius pemerintah untuk memenangkan perang lawan virus asal Wuhan, China ini.

Skema itu juga yang terus diupayakan pemerintah Inggris guna menekan dan memutus mata rantai penularan COVID-19.

Abu Vulkanik Gunung Ruang Bahayakan Kesehatan, BMKG Imbau Warga Pakai Masker

Baca juga: Ajal Kim Jong-un Bakal Picu Perang 'Game of Thrones' di Dunia Nyata

Poin tersebut menjadi fokus besar Negeri Ratu Elizabeth itu, agar bisa segera bangkit dari situasi pandemi ini.

Pilkada 2024 Berbeda dan Lebih Kompleks dibanding Pilkada Serentak Sebelumnya, Menurut Bawaslu

Dilansir The Sun, pemerintah Inggris kini mulai mendesak seluruh warga untuk makin patuh dan disiplin selalu menggunakan masker saat berada di luar rumah, berbelanja dan saat berada di transportasi umum.

Desakan tersebut muncul lantaran kekhawatiran besar angka penularan di Inggris yang bertambah naik, sehingga ditakutkan mereka bakal menerapkan anjuran social distancing dan kebijakan “lockdown” hingga tahun 2021 mendatang.

Menutup mulut dan hidung, membatasi orang tanpa gejala yang terinfeksi tapi tak menunjukkan gejala menularkan penyakit dengan batuk atau bersin, menjadi kondisi yang sangat jadi sorotan para ilmuwan dan dokter.

Baca juga: Video TikTok Viral, Pasangan Mau Romantis Berakhir Terhujam Tragis

Tadi malam, para dokter top Inggris mengeluarkan pernyataan “suram” negara itu mungkin harus melakukan penerapan social distancing hingga "tahun kalender berikutnya".

Menggunakan masker berstandar baik pun jadi satu-satunya opsi paling realisitis. Namun hal itu bertentangan dengan rekomendasi Kelompok Penasihat Ilmiah untuk Keadaan Darurat (Scientific Advisory Group for Emergencies/SAGE).

Menurut mereka, “Tidak ada keputusan yang diambil untuk mengalokasikan masker medis untuk staf tenaga kesehatan secara gratis kepada publik. Semua orang sangat jelas akan hal itu,” tulis Kelompok Penasihat Ilmiah dalam pernyataan SAGE itu.

"Kami harus memastikan kami memiliki persediaan yang tersedia untuk staf kesehatan dan perawatan," tambah tulis tersebut.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya