Jepang Terperosok Jurang Resesi Ekonomi Terburuk Dalam 5 Tahun

Ilustrasi Tokyo, Jepang.
Sumber :
  • Freepik/tzido

VIVA – Jepang mengalami resesi ekonomi untuk pertama kalinya sejak tahun 2015, seiring dengan kerugian akibat pandemi coronavirus yang terus meningkat. Negara dengan perekonomian terbesar ketiga di dunia itu menyusut pada laju tahunan 3,4 persen, dalam tiga bulan pertama tahun 2020.

Kasus COVID-19 di DKI Jakarta Naik Sejak November 2023

Virus corona menimbulkan kekacauan pada ekonomi global dengan perkiraan kerugian hingga US$ 8.8 triliun. Jepang tidak melakukan penguncian atau lockdown nasional secara penuh, namun menetapkan keadaan darurat pada April yang mempengaruhi rantai pasokan dan bisnis yang bergantung pada perdagangan.

Penurunan sebesar 3.4 persen dalam pertumbuhan produk domestik  bruto (PDB) untuk tiga bulan pertama 2020, menyusul penurunan sebesar 6.4 persen selama kuartal terakhir 2019 sehingga mendorong Jepang ke dalam resesi teknis.

Pakar Imbau, Waspadai Pandemi Disease X, Mematikan Dibanding COVID-19

Konsumen di Jepang telah terkena dampak ganda dari coronavirus dan kenaikan pajak penjualan menjadi 10 persen, dari 8 persen pada Oktober 2019. Meski Jepang telah mencabut status keadaan darurat di 39 dari 47 prefektur, prospek ekonomi untuk kuartal ini sama suramnya.

Analis memperkirakan ekonomi negara itu menyusut 22 persen selama periode April-Juni, yang akan menjadi penurunan terbesar dalam catatan.

Epidemiolog Sebut Virus Nipah Bisa Jadi Pandemi, Berpotensi Masuk Indonesia

Pemerintah Jepang telah mengumumkan paket stimulus US$1 triliun, dan Bank of Japan memperluas langkah-langkah stimulusnya untuk bulan kedua berturut-turut di bulan April. Perdana Menteri Shinzo Abe juga telah menjanjikan anggaran kedua akhir bulan ini untuk mendanai langkah-langkah belanja baru, untuk meredam pukulan ekonomi dari dampak pandemi tersebut.

Penulis: Dion Yudhantama
 

Ilustrasi COVID-19/Virus Corona.

COVID-19 di Jakarta Naik Lagi, Total Ada 365 Kasus

Kasus konfirmasi positif COVID-19 di DKI Jakarta kembali meningkat. Per Rabu 13 Desember 2023 tercatat ada sebanyak 131 kasus baru sehingga total kasus aktif 365 kasus.

img_title
VIVA.co.id
13 Desember 2023