Logo DW

Baca Ini Dulu Sebelum Memulai Karier Sebagai Influencer

Reuters/T. Adelaja
Reuters/T. Adelaja
Sumber :
  • dw

Sementara yang dirugikan adalah barang tentu pembuat konten/pemilik akun. Kita sebagai pengguna: mengunggah, mengambil foto, membuat video, mengedit dan membeli perlengkapan guna menghasilkan kualitas gambar yang mumpuni adalah kerja. Baik pemilik platform dan pengiklan tentu tutup mata dengan kerja kreatif pada pembuat konten.

Mereka tidak menghitung berapa mahal harga kamera, tripod atau waktu yang dihabiskan dalam mengedit video. Ketika semua sudah diunggah dan warganet berdebat. Pundi-pundi uang mengalir ke kantung platform dan pengiklan bersama klik.

Dari mana uang Selebgram, YouTuber dan BuzzeRp?

Beda platform beda juga cara menghasilkan uangnya. Saya menggunakan istilah konten kreator sebagai pengunggah konten (video atau foto). Saya mewawancarai seorang ahli interaksi internet yang juga seorang pembuat konten, Eno Bening. Eno seperti kita semua yang memiliki posisi kompleks di internet. Ia adalah pembuat konten dan juga bekerja di perusahaan penjualan digital.

Selama mengamati internet khususnya YouTube sejak tahun 2007, Eno menyaksikan perkembangan media sosial, tren dan mempelajari bagaimana mendapat keuntungan jika bekerja dalam industri digital. Ia menjelaskan perbedaan uang bekerja para influencer pada berbagai media sosial yang kita gunakan pada hari ini.

Facebook dan YouTube menggunakan perpaduan agloritma dan big data yang mereka miliki untuk mematok harga iklan yang akan ditayangkan. Fasilitas penentu harga ini disebut dengan Google AdSense dengan satuan hitung PPC (pay per klik). Konten kreator mendapatkan keuntungan jika mereka mendaftar sebagai wahana pengiklan.

Pemilik platform menjadi penyedia layanan dan uang dihasilkan dari pengiklan yang hendak memasarkan produk. Uang yang diberikan pengiklan akan masuk dan dibagi kedua pihak: penyedia platform dan pembuat konten dengan persentase yang tidak tentu. Bisa 45:55 atau 40:60.