Logo DW

Kisah Caleg Muda Muslim Menang Pemilu Legislatif Myanmar

REUTERS
REUTERS
Sumber :
  • dw

Sithu Maung menolak diseret ke arah isu persekusi Rohingnya yang membayangi kepemimpinan Suu Kyi di mata dunia internasional. Saat ini sekitar 600.000 penduduk Rohingya masih bertahan di Myanmar. Mereka hidup di dalam “kondisi apartheid” seperti digambarkan oleh kelompok HAM.

Di Myanmar, warga Muslim atau etnis minoritas lain, kesulitan mendapat status resmi sebagai warga negara. Sithu Maung misalnya harus menunggu selama bertahun-tahun sebelum mendapatkan Kartu Identitas Penduduk, yang mencatat statusnya sebagai “etnis campuran.”

“Mereka yang belum pernah mengalaminya tidak bisa mengerti bagaimana rasanya,” kisahnya. Sebagaimana lazimnya, warga minoritas ditempatkan di jalur birokrasi berbeda untuk mengajukan permohonan mendapat KTP, dan sebabnya rentan terhadap praktik suap.

Pada pemilu 2015, pencalonan Sithu sebagai caleg NLD dibatalkan menyusul sentimen antimuslim yang marak digelorakan kelompok nasionalis Buddha garis keras. Saat itu tidak seorang muslimpun bertengger di dalam daftar calon anggota legislatif.

Tahun ini pun sebanyak 23% kandidat beragamakan Islam ditolak, dibandingkan 0,3% pada kelompok agama lain, menurut temuan International Crisis Group yang memantau jalannya pemilu di Myanmar.

Kemenangan dua caleg muslim

Jika menyimak kesaksian Sithu Maung, fenomena itu bisa dipahami. “Orang-orang mulai menyebarkan informasi palsu,” kisahnya mengenang proses nominasi di NLD. “Mereka menyebut saya teroris dan ingin memaksakan bahasa Arab agar diajarkan di sekolah.”