Logo DW

Studi Kriminolog Ungkap Adanya Rasisme dan Kebrutalan Polisi di Jerman

picture-alliance/dpa/C. Soder
picture-alliance/dpa/C. Soder
Sumber :
  • dw

“Apa yang kami lihat dalam statistik resmi menunjukkan bahwa kekerasan oleh polisi hampir tidak pernah dikejar oleh jaksa penuntut negara. Dengan kata lain, lebih dari 90 persen kasus, jaksa penuntut negara mencabut tuntutan dan penyelidikan. Ini artinya korban tidak pernah mendapat hak mereka di pengadilan dan ada ‘area abu-abu’ yang sangat besar dalam statistik ini,” jelas Abdul-Rahman.

Akhirnya, salah satu konsekuensi yang kemudian muncul adalah hilangnya kepercayaan korban kebrutalan polisi pada penegakan hukum.

“Dalam hal kasus luka berat oleh aparat, diperkirakan jumlah kasus yang tidak dilaporkan sangat besar. Ini karena para korban tidak mengajukan tuntutan lantaran tidak percaya lagi pada proses hukum. Ini sangat penting untuk menjelaskan angka tersebut,” kata Abdul-Rahman.

Memulihkan kepercayaan pada polisi

Para penulis studi mengatakan bahwa pemeriksaan independen dapat membantu membuat semuanya terang benderang. Mereka menyerukan adanya mekanisme kontrol eksternal untuk memantau polisi dan juga membantu para korban kebrutalan polisi.

Di sisi lain, Michael Mertens dari Police Trade Union menegaskan bahwa tindakan eksternal semacam itu tidak ada gunanya. “Kita hidup di negara bagian yang diatur oleh aturan hukum dan sebagai petugas polisi, saya memiliki keyakinan tak terbatas pada aturan hukum,” katanya kepada DW.

“Pemeriksaan dan kontrol yang kami miliki telah bekerja dengan baik. Anda dapat mengajukan pengaduan resmi atau tuntutan, ada berbagai cara untuk membela diri dari kekerasan negara seperti penggunaan kewenangan oleh polisi. Kita harus menyerahkannya pada instrumen ini dan percaya akan efektivitas mereka,” tambahnya.