Logo BBC

China Dituding Berusaha Tekan Angka Kelahiran Etnis Uighur

Seorang perempuan berjalan di kota tua Kashgar di Xinjiang, di mana China mendapat tuduhan untuk mengurangi angka kelahiran dari etnis minoritas. BBC Indonesia
Seorang perempuan berjalan di kota tua Kashgar di Xinjiang, di mana China mendapat tuduhan untuk mengurangi angka kelahiran dari etnis minoritas. BBC Indonesia
Sumber :
  • bbc

Pekan lalu, China mengumumkan telah membolehkan warganya untuk memiliki hingga tiga anak, setelah data sensus menunjukkan penurunan angka kelahiran nasional. Akan tetapi dari bocoran dokumen dan kesaksian dari Xinjiang justru menunjukkan kebijakan yang sebaliknya di wilayah itu. Perempuan di sana ditahan atau bahkan sampai dihukum karena memiliki anak melebihi kuota pengendalian kelahiran.

Muslim Uyghur man in a mosque, Xinjiang region (file pic)
EPA
Pemerintah China dituduh berupaya menekan jumlah populasi Muslim di Xinjiang.

Zenz sebelumnya juga membuat laporan berdasarkan data regional, dokumen kebijakan dan kesaksian-kesaksian dengan menduga bahwa perempuan hamil di Uighur di Xinjiang mendapat ancaman ditahan jika karena menolak menggugurkan kandungan, sementara yang lainnya dipasangi alat kontrasepsi atau dipaksa melakukan operasi sterilisasi.

China menolak tuduhan telah melakukan upaya untuk menekan populasi Uighur secara khusus, dan berdalih bahwa penurunan angka kelahiran kelompok minoritas di Xinjiang ini disebabkan penerapan jumlah anak yang umum di wilayah tersebut, serta peningkatan pendapatan dan akses untuk keluarga berencana.

"Penyebutan `genosida` di Xinjiang benar-benar omong kosong," kata Kementerian Luar Negeri China kepada Reuters dalam sebuah pernyataan.

"Ini adalah sebuah perwujudan dari motif tersembunyi dari kelompok anti-China di Amerika Serikat dan Barat, dan perwujudan bagi mereka yang menderita Sinophobia [sentimen anti-China]."

Zenz adalah seorang peneliti dari Victims of Communism Memorial Foundation, organisasi "anti-komunis" yang berbasis di Washington DC, AS. Organisasi itu menyatakan berdedikasi untuk "memperjuangkan kebebasan bagi mereka yang masih hidup di bawah rezim totaliter".