Logo BBC

Kisah Perempuan India Dievakuasi dari Kabul Afghanistan

BBC Indonesia
BBC Indonesia
Sumber :
  • bbc

"Orang-orang berlarian terburu-buru karena takut pada Taliban. Suami saya memegang tangan saya, dan kami lari ke rumah. Rasanya seisi kota turun ke jalan, berlarian ke arah bandara. Sungguh mengerikan. Ketika sampai di rumah, staf keamanan di gedung telah berganti baju dari seragam ke piyama-kurta. Bangunan saya dikepung oleh Taliban."

Nausheen dan suaminya membawa dokumen yang dibutuhkan dan kembali ke kedutaan. Untungnya, mereka juga mendapatkan visa untuk anggota keluarga yang lain.

Lalu dimulailah penantian untuk panggilan telepon dari Kementerian Urusan Luar Negeri pemerintah India. Sebagai warga India, ia berada dalam daftar prioritas negaranya.

"Saya mendapat pesan dari kementerian pada 19 Agustus. Saya diminta berangkat ke (lokasi yang tidak dapat kami ungkap karena alasan keamanan,) tempat banyak orang yang akan dievakuasi berkumpul. Saya meninggalkan seluruh keluarga saya, dan ini tidak mudah. Tapi keluarga saya khawatir akan keselamatan saya dan tidak ada banyak waktu untuk berpikir. Kami diminta hanya membawa tas kecil. Jadi saya membawa laptop, hard drive, telepon genggam, dan power bank saya, lalu pergi."

Ada 220 penumpang lain di rumah aman itu, menunggu untuk dievakuasi. Mereka warga India beragama Islam, Hindu, Sikh, juga beberapa keluarga Afghanistan.

Namun rumah aman itu tidak terasa aman dan dua hari setelahnya dipenuhi dengan kegelisahan.

"Tidak ada pengaturan, kami tidak punya informasi kapan kami akan dievakuasi. Tidak ada staf keamanan untuk menjaga kami di dalam rumah aman. Bahkan, Taliban yang berdiri di luar menjaga kami, supaya tidak ada kelompok lain yang dapat menyerang kami. Kami merasa sangat rentan. Kami tidak bisa tidur karena takut."

Perintah evakuasi datang tiba-tiba pada 20 Agustus pukul 22:00. Selama satu setengah jam setelahnya, sekitar 150 penumpang berangkat ke bandara dalam tujuh minibus.

"Kami diantar oleh Taliban. Satu mobil menuntun kami dari depan, dan satu lagi di belakang. Kami mencapai bandara sekitar jam 00:30. Kerumunan orang yang ingin ke luar negeri menunggu harap-harap cemas di luar. Taliban menembakkan peluru dari satu sisi dan dari sisi lain pasukan Amerika menembakkan gas air mata untuk mengendalikan kerumunan. Kami di bawa ke gerbang utara, yang biasanya digunakan oleh militer."