Taliban Belum Bayar Tagihan Listrik, Afghanistan Terancam Gelap Gulita

VIVA Militer: Pejuang Taliban Afghanistan
Sumber :
  • UNILAD

VIVA – Afghanistan terancam kembali dalam kehidupan kegelapan, karena belum membayar tagihan listrik kepada negara-negara tetangga yang memasok listrik ke negara Muslim tersebut. Negara-negara tetangga memasok sekitar 78 persen tenaga listrik Afghanistan. 

Songsong Era PLTN, BRIN Garap Riset Konversi Pembangkit Listrik Batu Bara Menjadi Nuklir

Sejak Taliban mengambil alih pemerintahan, Afghanistan belum membayar biaya listrik yang biasanya berkisar US$20 juta hingga US$25 juta per bulan kepada Uzbekistan, Tajikistan, Turkmenistan dan Iran. Sekarang total tagihan yang belum dibayar mencapai $62 juta, kata CEO Da Afghanistan Breshna Sherkat, Safiullah Ahmadzai, mengatakan pada hari Rabu 6 Oktober 2021. 

"Negara-negara ini dapat memutus pasokan listrik kapan saja mereka mau," katanya dilansir dari Aljazeera, Kamis 7 Oktober 2021.

Jawaban Tak Terduga Seorang Anak saat Ditanya Alasan Tak Ingin Punya Adik, Takut Global Warming

Perusahaan listrik negara Afghanistan telah meminta kepada misi kemanusiaan yang dipimpin Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk memberikan US$90 juta untuk menyelesaikan tagihan yang belum dibayar kepada perusahaan pemasok, mengingat batas waktu tiga bulan untuk pembayaran telah berlalu.

Sejak Taliban menguasai Afghanistan dari pertengahan Agustus, tagihan listrik belum dibayarkan ke negara-negara tetangga. Ini menimbulkan masalah lain bagi pemerintah baru yang bergulat dengan krisis uang tunai, karena Amerika Serikat dan sekutu lainnya membekukan cadangan luar negeri negara itu.

Mayjen Gadungan Nekat Masuk Markas TNI, Fakta-fakta Penyebab Tewasnya Polisi di Mampang

“Kami telah meminta UNAMA (misi Bantuan Perserikatan Bangsa-Bangsa di Afghanistan) di Kabul untuk membantu rakyat Afghanistan membayar pemasok listrik sebagai bagian dari bantuan kemanusiaan mereka,” kata Ahmadzai melalui telepon, merujuk pada Misi Bantuan PBB di Afghanistan.

Misi PBB belum menanggapi permintaan itu, kata Ahmadzai.

Saat ini, tidak ada pemadaman listrik yang signifikan di Kabul atau di tempat lain di Afghanistan. Ahmadzai mengatakan saat ini hanya 38 persen dari 38 juta penduduk Afghanistan memiliki akses listrik.

Pemerintah Taliban sedang berusaha untuk membayar tagihan listrik, dan telah meminta negara-negara tetangga untuk menghindari pemutusan pasokan listrik, kata Juru Bicara Taliban, Bilal Karimi. “Kami memiliki hubungan yang baik dengan mereka dan kami tidak berharap mereka berhenti menyediakan kami tenaga listrik,” tambahnya.

Pemadaman listrik biasa terjadi di Afghanistan, bahkan ketika pemerintah yang didukung AS berkuasa. Taliban ikut bertanggung jawab atas situasi saat ini setelah mereka menyerang menara transmisi tahun lalu, yang menyebabkan pemadaman listrik di Kabul.

Afghanistan membutuhkan sekitar 1.600 megawatt listrik setiap tahun. Ahmadzai mengatakan sumber listrik domestik Afghanistan, yang meliputi pembangkit listrik tenaga air, panel surya dan bahan bakar fosil, memenuhi sekitar 22 persen dari kebutuhan negara.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya