Logo BBC

Kisah 9 Perempuan yang Selamat dari Tahanan Nazi

BBC Indonesia
BBC Indonesia
Sumber :
  • bbc

"Posisinya cukup tinggi di Perlawanan," kata Gwen.

"Dia telah bekerja selama lebih dari satu tahun untuk menghubungi agen dan memandu bahan parasut. Dia brilian, orang yang elegan, pendiam, tapi tangguh," ucapnya.

Periode itu merupakan tahun-tahun terakhir perang. Helene ditangkap pada tahun 1944 setelah Nazi mencoba memecah semua jaringan Perlawanan di Prancis.

Delapan perempuan lain turut ditangkap Nazi. Teman sekolah Helene yang bernama Suzanne Maudet alias Zaza adalah salah satunya.

Suzanne adalah perempuan yang optimis, baik hati, dan murah hati, kata Gwen. Sebulan setelah menikah pada usia 22 dengan sesama anggota Perlawanan, René Maudet, keduanya ditangkap Nazi.

Suzane dan suaminya dituduh membantu pemuda Prancis melarikan diri dan menghindari bekerja di pabrik-pabrik Jerman.

"Lalu ada Nicole Clarence, yang bertanggung jawab atas semua agen penghubung di seluruh wilayah Paris," kata Gwen.

Pada umur 22 tahun, Nicole ditangkap. Ketika itu kurang lebih tiga minggu sebelum pembebasan Paris pada Agustus 1944. Nicole dideportasi dengan transportasi terakhir ke luar kota.

Jacqueline Aubery du Boulley alias Jacky juga salah satu tahanan terakhir yang dibawa pergi dari Paris. Berusia 29 tahun, Jacky adalah yang tertua dalam kelompok perempuan itu.

Dia merupakan seorang janda perang dan bagian dari jaringan intelijen kunci dalam Perlawanan.

Jacky dibesarkan oleh bibi dan pamannya karena ayahnya yang bekerja sebagai pelaut sedang berada jauh dari daratan.

"Ketika dia pulang, dia tinggal bersamanya," kata Gwen.

"Jacky sangat pemarah. Dia berbicara seperti seorang pelaut dan dia tidak segan mengungkapkan pikiran. Dia merokok sepanjang waktu, dia memiliki suara serak yang sangat dalam. Dia tangguh."

Gwen juga menggambarkannya sebagai orang yang sangat setia dan perhatian.

Madelon Verstijnen alias Lon dan Guillemette Daendels yang juga dikenal sebagai Guigui berusia 27 tahun 23 ketika mereka ditangkap. Dua teman baik ini berasal dari keluarga kelas atas Belanda.

"Mereka datang ke Paris untuk bergabung dengan jaringan Belanda, tapi segera disapu dan ditangkap saat tiba di sana," kata Gwen.