Logo ABC

Kisah Jamal Lari dari Taliban, Malah Jadi Tahanan Imigrasi Australia

Jamal membahas dampak mental delapan tahun yang terakhir. (Supplied)
Jamal membahas dampak mental delapan tahun yang terakhir. (Supplied)
Sumber :
  • abc

Jamal, yang pernah bekerja dengan pasukan Amerika Serikat di Afghanistan, mengatakan dirinya sempat menjadi sasaran Taliban. Alasan inilah yang membuat melarikan diri dari negara asalnya pada 2013.

Dengan harapan bisa bertemu kembali dengan keluarganya, Jamal berangkat ke Malaysia, kemudian ke Indonesia, lalu naik perahu menuju Pulau Natal.

Dari sana dia dipindahkan ke Nauru, dan pada tahun 2014 dan diberikan status pengungsi.

Akan tetapi, setelah hampir lima tahun di Nauru, dia mengaku semakin putus asa dan stres, apalagi setelah tahu pengungsi lain ditempatkan di negara lain, seperti Amerika Serikat.

"Kami masih di sana dalam keadaan tidak menentu. Kami tidak tahu apa yang akan terjadi di masa depan," katanya.

Dia pun pernah mencoba bunuh diri dengan membakar dirinya sendiri.

Jamal diterbangkan ke Brisbane untuk menerima perawatan medis luka bakarnya, yang dialami 51 persen tubuhnya.

"Saya kehilangan nafsu makan, saya tidak bisa makan, seperti sedang dirawat di rumah sakit," katanya.

Awalnya, Jamal enggan untuk pindah ke Amerika Serikat karena sikap pemerintahan presiden Trump saat itu soal Muslim. Ia juga khawatir dengan masalah kekerasan senjata.

Tapi baru-baru ini dia menyatakan minatnya untuk menetap di Amerika Serikat atau Kanada.