Dubes Ukraina Kecam Invasi Rusia di Pertemuan Dewan Keamanan PBB

Citra satelit tunjukkan Rusia kerahkan lagi pasukan di dekat Ukraina.
Sumber :
  • ANTARA/2022 Maxar Technologies/HO via REUTERS

VIVA – Duta Besar Ukraina untuk PBB Sergiy Kyslytsya mencerca Rusia pada pertemuan Dewan Keamanan PBB pada hari Jumat, dan menyebut invasi Rusia adalah tindakan gaya Nazi. Dia juga menuduh Duta Besar Rusia Vasily Nebenzya yang bertindak seperti presiden selama pemungutan suara yang menyangkut negaranya.

5000 Pelari Ramaikan Titan Run 2024, Ajang Memeriahkan HUT RI

“Apakah anda ingat berapa kali dia mengatakan itu dan wakilnya mengatakan di ruangan ini, itu berarti tidak ada invasi, tidak ada serangan? Kata-katamu lebih berharga daripada sebuah lubang di pretzel New York,” katanya mengacu pada Nebenzya, dikutip dari Al Jazeera, Sabtu 26 Februari 2022.

Di tengah pidatonya, Kyslytsya meminta dewan untuk duduk sejenak dalam doa untuk mengenang orang-orang yang telah terbunuh dalam invasi. Pada saat itu, Nebenzya menyela, meminta anggota untuk juga mengingat mereka yang telah terbunuh di Donbas.

Dibayangi Serangan Siber, Respons Cepat Sektor Industri Jadi Sorotan

Dalam pertemuan Dewan Keamanan PBB, Rusia memveto resolusi yang dirancang Amerika Serikat (AS) di hadapan DK PBB yang akan menyelesaikan invasi Moskow ke Ukraina. Sementara itu China menyatakan abstain dari pemungutan suara.

Penolakan China datang hanya beberapa minggu setelah Beijing dan Moskow mendeklarasikan kemitraan tanpa batas dan saling mendukung atas kebuntuan di Ukraina dan Taiwan dengan janji untuk berkolaborasi lebih banyak melawan Barat.

Wuling Air ev Jadi Mobil Listrik Pilihan Favorit Generasi Z

Uni Emirat Arab dan India juga abstain dalam suara rancangan DK PBB. Sisa 11 anggota dewan memberikan suara mendukung.

“Anda dapat memveto resolusi ini, tetapi anda tidak dapat memveto suara kami. Anda tidak bisa memveto kebenaran, anda tidak dapat memveto prinsip kami, anda tidak dapat memveto orang-orang Ukraina,” kata Duta Besar Amerika Serikat (AS) Linda Thomas-Greenfield.

Duta Besar Brasil Ronaldo Costa Filho, yang suara negaranya dipertanyakan tetapi berubah menjadi setuju agar Rusia menghentikan invasinya ke Ukraina. Dia mengatakan bahwa pemerintahnya sangat prihatin tentang aksi militer yang dilakukan Rusia.

“Sebuah garis telah dilewati, dan dewan ini tidak bisa tinggal diam,” katanya.

Sebagai tanggapan, Duta Besar Rusia untuk PBB menegaskan kembali klaim negaranya bahwa mereka membela orang-orang di Ukraina timur, di mana separatis yang di dukung Rusia telah memerangi pemerintah selama delapan tahun. Dia juga menuduh Barat yang mengabaikan pelanggaran Ukraina di sana.

“Anda telah menjadikan Ukraina pion dalam permainan geopolitik anda, tanpa mempedulikan kepentingan rakyat Ukraina apapun, tidak lain adalah langkah brutal dan tidak manusiawi lainnya di papan catur Ukraina,” katanya, menyebut resolusi yang gagal itu.

Dalam pertemuan yang diadakan di markas besar PBB di New York, resolusi yang dirancang oleh Amerika Serikat (AS) dinilai gagal, Duta Besar Amerika Serikat (AS) menyarankan agar dia meminta sesi darurat Majelis Umum PBB.

“Ada mekanisme khusus ketika Dewan Keamanan menemui jalan buntu karena anggota tetap memveto sebuah resolusi,” katanya seraya menambahkan bahwa Majelis Umum PBB yang beranggotakan 193 orang berkemungkinan untuk mempertimbangkan resolusi serupa.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya