Logo BBC

Rusia Serang Ukraina: Mengapa Pemerintah RI Tidak Menyebutnya Invasi

Perempuan Ukraina menangis saat demo atas perang . Getty Images via BBC Indonesia
Perempuan Ukraina menangis saat demo atas perang . Getty Images via BBC Indonesia
Sumber :
  • bbc

https://twitter.com/jokowi/status/1496805962274930688?cxt=HHwWgICs8fPF3MUpAAAA

Dalam kesempatan kedua, di rapat pimpinan TNI dan Polri tahun 2022, Selasa lalu (01/03), Jokowi kembali menyinggung perang Ukraina yang disebut menjadi salah satu faktor pemicu ketidakpastian global.

"Tantangan ke depan tidak semakin gampang… penuh dengan ketidakpastian. Dulunya ketidakpastian karena disrupsi teknologi, revolusi industri 4.0, ditambah lagi dengan pandemi, ditambah lagi dengan perang di Ukraina.

"Sehingga apa? ketidakpastian global yang juga merembet kepada ketidakpastian negara-negara di manapun di dunia ini menjadi semakin meningkat," kata Jokowi.

Dalam dua pernyataan tersebut, Jokowi tidak menyinggung nama Rusia sebagai pihak yang melakukan serangan militer atau invasi.

Kemudian, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dalam siaran persnya Selasa kemarin juga tidak menyinggung invasi Rusia.

Retno lebih menekankan pada proses evakuasi WNI sebagai prioritas, penghormatan terhadap kedaulatan, de-eskalasi dan masalah kemanusiaan. Pernyataan yang sama juga terlihat dalam cuitan Kemlu di Twitter, dengan menyebut serangan militer di Ukraina.

https://twitter.com/Kemlu_RI/status/1496892363913895936?ref_src=twsrc^tfw|twcamp^tweetembed|twterm^1496892363913895936|twgr^|twcon^s1_&ref_url=https://www.kompas.tv/article/265848/guru-besar-ui-kritik-cuitan-kemlu-soal-konflik-rusia-ukraina-pernyataan-jokowi-sudah-tepat

Begitu juga saat Indonesia di sesi khusus darurat PBB mengenai Ukraina di Markas Besar PBB, New York Senin lalu (28/02).

Dalam keterangan persnya, tidak ada kata Rusia dan invasi. Wakil Tetap RI untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di New York, Duta Besar Arrmanatha Nasir, lebih menekankan pada kepentingan kemanusiaan di krisis Ukraina.

"Aksi militer di Ukraina mempertaruhkan nyawa warga sipil dan mengancam perdamaian serta stabilitas regional dan global," tutur Dubes Tata.