Badai Tropis Megi Tewaskan 167 Orang di Filipina

Ilustrasi badai/topan.
Sumber :
  • Freepik/Pixabay

VIVA - Badai Tropis Megi yang melanda Filipina pada Minggu lalu kini bertambah korban tewas hingga sedikitnya 167 orang akibat tanah longsor dan banjir. Menurut badan bencana nasional Filipina lebih dari 110 orang hilang, dan 1,9 juta telah terkena dampak buruk.

Usai Omoda 5, Chery Tiggo 5X Pro Kena Recall Juga karena Masalah Ini

Badai Tropis Megi terjang Filipina

Photo :
  • Ist

Desa Sekitar Terkena Dampak Parah

BMKG Prakirakan 15 Provinsi Hujan Lebat, Masyarakat Mesti Waspada Bencana Hidrometeorologi

Desa-desa di sekitar kota Baybay di Provinsi Leyte tengah terkena dampak parah, dengan longsoran lereng bukit dan sungai yang meluap. Di desa Pilar sekitar 80 persen rumah hanyut ke laut.

Melansir dari BBC, Minggu, 17 April 2022, badan bencana nasional juga melaporkan kematian di wilayah selatan Davao, Mindanao dan di Provinsi Negros Orientals tengah.

Fakta Tragis Insiden Balita Tewas Terlindas Fortuner Maut Tetangga di Sidoarjo

Banyak orang meninggalkan rumah mereka ke tempat perlindungan atau tempat yang lebih tinggi ketika badai Agaton menghantam kepulauan itu dengan kecepatan angin hingga 65km/jam (40 mph).

Baca juga: Badai Tropis Megi Terjang Filipina, 25 Orang Dilaporkan Tewas

Gambar-gambar yang diposting oleh penjaga pantai Filipina menunjukkan penyelamat membawa yang terluka dengan tandu melalui air setinggi dada dan mengangkut orang-orang yang selamat dengan rakit di jalan-jalan yang banjir.

Upaya Penyelamatan Terhambat

Upaya penyelamatan terhambat oleh hujan meskipun kondisi mereda pada Selasa, 12 April 2022. Itu adalah badai pertama pada tahun ini. Negara Filipina sendiri biasanya dilanda badai rata-rata 20 badai setiap tahunnya.

Badai Tropis Megi ini terjadi sekitar empat bulan setelah Super Topan Rai menghancurkan banyak pulau tetangga negara itu pada Desember 2021 lalu, dan menewaskan sedikitnya 375 orang, serta memberikan dampak buruk bagi 500.000 orang.

Badai Topan Rai menjadi badai paling buruk yang melanda Filipina tahun itu, dan tumbuh lebih kuat serta jauh lebih cepat dari yang diperkirakan.

Marissa Miguel Cano, petugas informasi publik di Baybay mengatakan kepada salah satu kantor berita bahwa seharusnya Badai terjadi pada musim kemarau. Tetapi mungkin karena perubahan iklim maka dari itu badai tidak bisa diprediksi.

Para ilmuwan mengatakan perubahan iklim yang disebabkan manusia telah menyebabkan intensitas dan kekuatan yang lebih besar dalam badai tropis. Filipina sebelumnya juga telah mengalami beberapa badai paling mematikan sejak 2006 lalu. Filipina adalah salah satu negara yang paling rentan terhadap bencana iklim karena geografinya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya