Kasih Kentang Goreng Dingin, Pegawai McDonald’s Ini Ditembak

Restoran cepat saji Mc'D (McDonald's fast food)
Sumber :
  • VIVA/Andry Daud

VIVA Dunia – Karyawan restoran cepat saji McDonald’s berselisih dengan seorang pelanggan setelah ia menyajikan kentang goreng dingin. Dilansir dari The Independent, insiden ini terjadi di New York pada 1 Agustus senin malam waktu setempat.

Pria di Florida Todongkan Pistol ke Pegawai McDonald's Hanya Gegara Saus

Pegawai nahas tersebut bernama Matthew Webb (23) ditembak di bagian leher. Awalnya seorang wanita berusia 40-an mengatakan kentang goreng yang disajikan kepadanya dingin. Kemudian pelanggan dilaporkan melakukan panggilan video dengan putranya yang berumur 20 tahun selama pertengkaran. Setelah melakukan panggilan, putranya segera menuju gerai McDonald’s dan mulai berdebat dengan Matthew.

Kentang goreng.

Photo :
  • U-Report
Tersangka Penembakan di Bandara Kuala Lumpur Coba Kabur dari Malaysia dengan Identitas Palsu

Perselisihan semakin memanas dan berubah menjadi pertengkaran di luar restoran hingga putranya menembak Matthew dengan pistol peluru kaliber 9mm. Matthew langsung dilarikan ke Rumah Sakit Brookdale dalam keadaan kritis. 

Pria bersenjata tersebut diidentifikasi bernama Michael Morgan. Ia ditangkap usai melarikan diri dari tempat kejadian. Rupanya Michael mempunyai 12 catatan penangkapan sebelumnya.

Seorang Pendeta Ditikam saat Sedang Pimpin Upacara Ibadah di Sebuah Gereja

Michael lalu ditahan untuk diinterogasi di Kantor Polisi 79th Precinct dan tuduhan terhadapnya sedang menunggu keputusan. Sementara itu, ibu tersangka mengatakan kepada polisi bahwa ia mendengar suara tembakan tetapi tidak melihat kejadiannya.

Ilustrasi penembakan

Photo :
  • U-Report

“Aku merasa seperti menangis. Anda menembak seseorang karena kentang goreng?” ucap seorang saksi kepada New York Post.

Saksi lain mengatakan, “rekan kerjanya ada di sekitar korban. Mereka berkutat dengan ponsel dan menangis.”

Seorang saksi mata mengungkapkan pasca penembakan, seorang pria melepas baju dan mengenakan bajunya ke leher Matthew untuk mencoba menghentikan pendarahan.

“Dia tidak bisa bicara. Dia hanya bisa gemetar. Dadanya naik turun. Dia masih bernafas ketika mereka (petugas medis) meletakkannya di tandu,” tambah seorang saksi mata.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya