Singapura Gelar Pemilihan Presiden Hari Ini, Tiga Kandidat Wakili Etnis Berbeda

3 Capres Singapura
Sumber :
  • CNA

Singapura – Singapura menggelar pemilihan presiden (pilpres) hari ini, Jumat 1 September 2023. Warga Singapura akan menuju tempat pemungutan suara dalam pemilihan presiden pertama di negara kota tersebut dalam kurun waktu 12 tahun, pemungutan suara ini diawasi dengan ketat sebagai indikasi dukungan terhadap partai yang berkuasa setelah serangkaian skandal politik yang jarang terjadi. 

Zulhas: Katanya PAN Cuma Bisa Joget, Eh yang Menang Capresnya Gemoy dan Bisa Joget

Uniknya, dalam pemilu kali ini, ketiga kandidat mewakili tiap etnis yang ada. Melansir Al Jazeera, kandidat terdepan dalam pemilu ini adalah mantan wakil perdana menteri dan menteri keuangan Tharman Shanmugaratnam (66).

3 Capres Singapura

Photo :
  • CNA
Jet Tempur F-16 Singapura Jatuh

Kandidat lainnya, mantan eksekutif bisnis asuransi Tan Kin Lian (75) mendapat dukungan dari beberapa pemimpin oposisi. 

Lalu kandidat ketiga, Ng Kok Song (75) adalah mantan kepala investasi di dana kekayaan negara Singapura GIC, yang mengelola cadangan devisa negara.

Chandra Asri Group dan Glencore Akuisisi Aset Shell Energy and Chemicals Park Singapore

Berbeda dengan tahun 2017, yang mana hanya etnis Melayu yang diizinkan mencalonkan diri, pemilu kali ini merupakan hasil dari amandemen konstitusi yang dirancang untuk memastikan etnis minoritas Singapura memiliki kesempatan untuk terwakili di tingkat presiden. 

Pemilu dimulai dari pukul 08.00 pagi waktu setempat hingga pukul 20.00 malam waktu setempat. Total, ada 1.264 tempat pemungutan suara di seluruh Singapura. 

Seperti diketahui, pilpres yang digelar hari ini merupakan yang pertama digelar dengan perebutan suara sejak tahun 2011, ketika Halimah meraup kemenangan telak dalam pilpres tahun 2017 setelah capres-capres lainnya dinyatakan tidak memenuhi kualifikasi.

Para pengamat mengatakan hasil pemungutan suara pada hari Jumat dapat menunjukkan tingkat dukungan terhadap Partai Aksi Rakyat (PAP) yang berkuasa menjelang pemilihan umum yang dijadwalkan pada tahun 2025, atau ketidakpuasan publik setelah skandal baru-baru ini yang mencakup penyelidikan korupsi terhadap menteri transportasi dan pengunduran diri dua orang anggota Legislator PAP karena kasus perselingkuhan. 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya