Tiktok Sebut Tuduhan Pemblokiran Konten pro-Palestina "Tidak Berdasar"

Ilustrasi TikTok
Sumber :
  • Pixabay

Beijing – Platform media sosial TikTok, pada Jumat 27 Oktober 2023, mengatakan tuduhan pemerintah Malaysia bahwa mereka memblokir konten pro-Palestina sebagai "tidak berdasar".

Diteror Genosida Gaza, Mayor Mann Cabut dari Badan Intelijen Amerika

"Panduan komunitas kami berlaku untuk seluruh konten dalam TikTok, dan kami berkomitmen untuk konsisten menerapkan kebijakan melindungi komunitas kami," kata juru bicara TikTok dalam surat elektronik yang diterima Reuters melansir Antaranews.

Malaysia pada Kamis memperingatkan TikTok bahwa negara itu mungkin akan mengambil tindakan terhadap TikTok dan Meta karena platform-platform ini dituduh membatasi konten yang mendukung Palestina.

Biden Tidak Percaya Ada Genosida di Gaza

Lautan Manusia Pro-Palestina di London

Photo :
  • X

Meta pada Kamis mengatakan tuduhan itu "tidak benar" dan menyatakan tidak secara sengaja menyembunyikan konten dalam platform Facebook mereka.

Staf Internasional PBB Tewas Diserang Tentara Israel di Jalur Gaza, Satu Luka-luka

Sebelumnya, pengguna Instagram menuduh platform tersebut kerap shadow banning atau larangan bayangan konten mengenai pembelaan Palestina, gini giliran pengguna TikTok yang juga mengeluhkan hal sama.

Pengguna situs media sosial TikTok yang pro-Palestina menuduh bahwa mereka telah "diblokir secara bayangan" oleh platform tersebut karena sifat kontennya, di tengah serangan gencar Israel di Jalur Gaza. 

Pengguna platform TikTok mengatakan mereka telah menjadi korban proses "shadow banning" atau "pelarangan bayangan", di mana platform membatasi visibilitas postingan pengguna tanpa memberi tahu mereka. 

Aksi Pro-Palestina di London, Inggris

Photo :
  • X

Akhir pekan lalu, Thomas Maddens, pembuat film dan aktivis yang berbasis di Belgia, melihat ada yang aneh. Sebuah video tentang Palestina yang dia posting ke TikTok dengan kata “genosida” tiba-tiba berhenti mendapatkan interaksi di platform tersebut setelah lonjakan awal. “Saya pikir saya akan mendapatkan jutaan penayangan,” kata Maddens melansir Al Jazeera, Jumat, 27 Oktober 2023, “tetapi engagement itu seketika terhenti.” 

Maddens adalah satu dari ratusan pengguna media sosial yang menuduh platform media sosial terbesar di dunia, Facebook, Instagram, X, YouTube, dan TikTok, menyensor akun atau secara aktif mengurangi jangkauan konten pro-Palestina, sebuah praktik yang dikenal sebagai pelarangan bayangan.

Penulis, aktivis, jurnalis, pembuat film, dan pengguna tetap di seluruh dunia mengatakan postingan yang berisi tagar seperti “FreePalestine” dan “IStandWithPalestine” serta pesan yang menyatakan dukungan terhadap warga sipil Palestina yang dibunuh oleh pasukan Israel disembunyikan oleh platform tersebut.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya