Dua Pria Bersenjata Palestina Tembaki Warga Sipil di Halte Bus Yerusalem

Tim medis mengevakuasi korban penembakan brutal di sebuah halte bus di pintu masuk Yerusalem hari Kamis, 30 November 2023.
Sumber :
  • NYPost.

YerusalemPenembakan brutal terjadi di sebuah halte bus di pintu masuk Yerusalem hari Kamis, 30 November 2023. Pelaku menargetkan kerumunan warga Israel di Yerusalem.

Viral Rekaman Video Warga Israel Hancurkan Dus Berisi Mi Instan untuk Gaza Usai Blokir Bantuan

Dua pria bersenjata melepaskan tembakan ke halte bus di Yerusalem, pada Kamis, 30 November 2023, dan menewaskan tiga orang, serta melukai 16 orang, menurut laporan polisi. Para penyerang dua bersaudara pejuang Palestina, menyerang pada pukul 07.40 waktu setempat dalam serangan pertama terhadap warga sipil Israel sejak serangan Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober 2023.

Serangan itu terjadi kurang dari satu jam setelah gencatan senjata antara Israel berakhir pada pukul 7 pagi. Namun, jeda kemanusiaan itu diperpanjang selama satu hari, hanya beberapa menit sebelum habis masa berlakunya kesepakatan untuk pertukaran sandera dan tahanan Palestina tercapai.

Geger Ratusan Tawon Serang Pasukan Israel di Gaza, Belasan Tentara Terluka

Tim medis mengevakuasi korban penembakan brutal di sebuah halte bus di pintu masuk Yerusalem hari Kamis, 30 November 2023.

Photo :
  • NYPost.

Pertumpahan darah di halte bus terekam dalam video pengawasan, yang menunjukkan sebuah sedan putih berhenti di terminal bus yang ramai di pintu masuk kota. Kedua pria yang mengacungkan senjata itu melompat keluar dan menyerbu ke arah kerumunan, dan orang-orang lari untuk menyelamatkan diri karena ketakutan.

Permintaan Layanan Kesehatan Melonjak, ICRC Buka RS Lapangan di Rafah

“Para teroris tiba di lokasi kejadian dengan mobil di pagi hari, (mereka) bersenjatakan senapan M-16 dan pistol,” kata polisi Israel mengkonfirmasi.

“Para teroris mulai menembaki warga sipil sebelum kemudian dibunuh di tempat kejadian," lanjutnya, dikutip dari New York Post, Jumat, 1 Desember 2023.

Orang-orang bersenjata itu ditembak mati oleh dua tentara yang sedang tidak bertugas dan seorang warga sipil lainnya yang berada di dekatnya, menurut media lokal. Para korban dikonfirmasi dua wanita, berusia 24 dan 67 tahun, serta seorang rabi berusia 74 tahun.

Badan keamanan Israel, Shin Bet, menyebut orang-orang bersenjata itu adalah Murad Nemer dan Ibrahim Nemer, yang tinggal di Yerusalem Timur dan merupakan anggota Hamas. Keduanya sebelumnya pernah dipenjara di Israel karena kegiatan teroris. Murad telah menjalani hukuman 10 tahun penjara dan dibebaskan pada tahun 2020, kata badan tersebut.

Menteri Keamanan Nasional Israel, Itamar Ben-Gvir, mengunjungi lokasi penembakan dan mengatakan kepada wartawan bahwa pihaknya tidak boleh menunjukkan kelemahan di depan Hamas. "(Ini) membuktikan sekali lagi bagaimana kita tidak boleh menunjukkan kelemahan, bahwa kita harus berbicara dengan Hamas hanya melalui senjata, hanya melalui perang."

Serangan itu juga terjadi pada hari yang sama ketika Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken, mendarat di kota tersebut untuk melakukan pembicaraan dengan para pemimpin Israel.

Ketika ditanya apakah serangan itu melanggar gencatan senjata, juru bicara Dewan Keamanan Nasional AS John Kirby mengatakan: “Serangan ini terjadi di Yerusalem. Jeda dalam pertempuran ini hanya terjadi di Gaza. Secara teknis, hal itu tidak melanggar kesepakatan yang sudah ada. Jelas sekali, ini adalah pengingat yang jelas tentang siapa yang mereka hadapi.

Sementara itu, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu juga membahas penembakan tersebut dan menegaskan kembali komitmen pemerintahnya untuk memusnahkan Hamas.

“Ini adalah Hamas yang sama, yang melakukan pembantaian mengerikan pada 7 Oktober, Hamas yang sama, yang mencoba membunuh kami di mana pun,” kata Netanyahu, tak lama setelah pertemuannya di Yerusalem.

“Saya mengatakan kepada (Blinken); ‘Kami bersumpah, saya bersumpah, untuk memberantas Hamas. Tidak ada yang akan menghentikan kita.'”

Hamas di Balik Serangan

Di lain sisi, Hamas menegaskan bahwa mereka berada di balik serangan hari Kamis di Yerusalem, dan menyebutnya sebagai tindakan heroik. "Operasi ini dilakukan sebagai respons alami terhadap kejahatan yang belum pernah terjadi sebelumnya yang dilakukan oleh pendudukan (Israel),” kata kelompok tersebut dalam sebuah pernyataan.

Hamas juga menyinggung serangan militer Israel di Gaza dan perlakuan terhadap tahanan Palestina di penjara-penjara Israel.

Tim medis mengevakuasi korban penembakan brutal di sebuah halte bus di pintu masuk Yerusalem hari Kamis, 30 November 2023.

Photo :
  • NYPost.

Blinken, pada kunjungan ketiganya ke wilayah tersebut sejak perang meletus bulan lalu, mengatakan penembakan pada hari Kamis adalah pengingat ancaman terorisme yang dihadapi Israel dan warga Israel setiap hari.

"Hati saya turut berduka cita bagi para korban serangan ini.”

Serangan mematikan itu terjadi ketika Israel dan Hamas mencapai kesepakatan pada menit-menit terakhir untuk memperpanjang gencatan senjata enam hari di Gaza dan untuk memungkinkan perundingan dan mencapai kesepakatan pertukaran sandera dengan tahanan Palestina.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya