Begini yang Dilakukan Jepang Usai Insiden Japan Airlines
- Kyodo News via AP
Tokyo – Jepang telah memperketat protokol kontrol lalu lintas udara setelah tabrakan mematikan di Haneda Tokyo, yang menewaskan lima orang, menurut pemerintah setempat.
Langkah-langkah keselamatan darurat diumumkan oleh kementerian transportasi, setelah sebuah pesawat Japan Airlines (JAL) menabrak pesawat Penjaga Pantai di landasan pacu Bandara Haneda, pada 2 Januari 2024.
Seluruh 379 penumpang dan awak pesawat JAL segera dievakuasi, namun lima dari enam awak pesawat Penjaga Pantai tewas, ketika mereka akan menuju untuk mengirimkan pasokan bantuan ke wilayah yang terkena gempa.
Berdasarkan persyaratan baru yang berlaku secara nasional, seorang anggota staf harus terus-menerus mengawasi sistem pemantauan yang memberi peringatan kepada menara pengawas ketika terjadi pelanggaran di landasan pacu.
Dan untuk mencegah kesalahpahaman, pengawas tidak boleh memberi tahu pesawat berapa nomor yang akan mereka lepas landas, kata kementerian dalam pernyataan yang diunggah ke situs webnya.
"Salah satu misi terbesar saya adalah memulihkan kepercayaan terhadap penerbangan sebagai transportasi umum,” kata Menteri Transportasi Tetsuo Saito, dikutip dari Alarabiya News, Rabu, 10 Januari 2024.
Kementerian akan membentuk panel ahli untuk meningkatkan keselamatan, dan rekomendasinya akan diumumkan minggu ini.
Transkrip komunikasi yang dirilis oleh kementerian pekan lalu menunjukkan bahwa pesawat JAL diizinkan untuk mendarat, namun pesawat penjaga pantai diinstruksikan untuk berhenti sebelum landasan pacu.
Namun pilot penjaga pantai melanggar dan membantah intruksi itu dengan mengatakan bahwa dia yakin dia memiliki izin untuk pindah ke landasan pacu, tempat pesawatnya berdiri sekitar 40 detik sebelum kecelakaan.
Puing-puing kedua pesawat yang hangus telah dibersihkan dari landasan di Haneda, dan operasi penerbangan telah kembali normal, dengan staf tambahan bekerja di menara kendali bandara sejak Sabtu, 6 Januari 2024.
Seorang anggota staf yang berdedikasi juga telah mengawasi sistem peringatan di Haneda sejak akhir pekan.
“Staf pusat kendali harus memantau berbagai hal dan tidak bisa hanya menatap sistem peringatan,” ucap seorang pejabat kementerian transportasi yang membidangi urusan penerbangan.
Dalam tahun 2023, setidaknya 23 insiden serius yang berisiko tabrakan landasan pacu dilaporkan oleh Dewan Keselamatan Transportasi Jepang.
Dalam lima kasus, kesalahan dalam pengendalian lalu lintas udara diduga menjadi penyebabnya.