Geram, AS dan Inggris Lancarkan Serangan Balasan ke Houthi

VIVA Militer: Milisi Houthi di Yaman.
Sumber :

Washington – Amerika Serikat (AS) dan Inggris melancarkan serangan balasan terhadap Houthi, pada Kamis malam, 11 Januari 2024, sebagai respons terhadap serangan kapal maritim internasional. Hal itu disampaikan oleh Presiden AS Joe Biden.

Musala Warisan Abah Haji Dibongkar Pasukan Maung Kodim 619 TNI, Mang Osep Menangis

Biden mengatakan serangan Houthi telah membahayakan personel AS, pelaut sipil, mitra mereka, perdagangan, dan mengancam kebebasan navigasi.

“Serangan ini merupakan respons langsung terhadap serangan Houthi yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap kapal maritim internasional di Laut Merah, termasuk penggunaan rudal balistik antikapal untuk pertama kalinya dalam sejarah,” kata Biden dalam sebuah pernyataan.

Ngerinya Biro 121, Senyap sampai Bikin AS Nyapnyap

VIVA Militer: Presiden Amerika Serikat, Joe Biden

Photo :
  • newrepublic.com

“Respon masyarakat internasional terhadap serangan-serangan sembrono ini adalah dengan bersatu dan tegas," tambahnya, dikutip dari Anadolu Ajansi, Jumat, 12 Januari 2024.

Miskin Siasat Perang, Netanyahu Dikritik Panglima Perang Israel

Serangan AS terjadi sebagai tanggapan terhadap serangan drone dan rudal yang sedang berlangsung oleh kelompok Yaman, di jalur pelayaran internasional di Laut Merah, yang dimulai pada November lalu, sebagai tanggapan terhadap perang Israel di Gaza.

Laut Merah adalah jalur perairan penting bagi perdagangan internasional, khususnya untuk pengiriman minyak dan bahan bakar, yang menghubungkan Terusan Suez di Mesir dengan Teluk Aden melalui Selat Bab al-Mandab.

Terusan Suez memungkinkan kapal-kapal yang datang dari dan ke Eropa untuk transit ke Asia tanpa harus menempuh rute yang lebih lama dan mahal di sekitar ujung selatan Afrika.

Houthi sendiri telah melakukan 27 serangan di Laut Merah sejak 19 November, menurut militer AS pada Kamis pagi.

Saluran TV Al-Masirah, milik kelompok Houthi, mengumumkan bahwa ibu kota Yaman, Sanaa, sedang menjadi sasaran agresi Amerika.

Sementara itu, pemimpin Houthi Ali al-Qahoum mengatakan kelompok pemberontak menargetkan kapal perang Amerika dan Inggris di Laut Merah sebagai pembalasan atas serangan kedua negara.

Pejabat senior militer AS yang memberi pengarahan tanpa mau disebutkan namanya membantah bahwa ada serangan balasan yang dilakukan terhadap pasukan AS dan mitranya.

“Sampai saat ini, kami belum melihat adanya tindakan pembalasan yang ditujukan kepada AS atau anggota koalisi lainnya di Laut Merah, Bab al-Mandab, atau Teluk Aden,” kata pejabat tersebut.

VIVA Militer: Milisi Houthi Yaman

Photo :
  • theguardian.com

Serangan AS dan Inggris diluncurkan dari udara, permukaan dan bawah permukaan, yang menghancurkan beberapa sasaran yang dikuasai Houthi.

Mereka menargetkan kemampuan rudal, radar, dan drone Houthi sebagai respons terhadap perdagangan global yang ditimbulkan oleh kelompok pemberontak tersebut, kata seorang pejabat senior pemerintah AS.

Pejabat militer itu menolak menyebutkan secara spesifik persentase kemampuan Houthi yang telah dihancurkan karena keamanan operasional, namun mengatakan kerusakannya sangat signifikan.

“Tujuan dari serangan ini sangat jelas sejak awal, dan dari presiden, yaitu untuk menghilangkan kemampuan Houthi dalam menargetkan kapal maritim, baik komersial atau militer, di Laut Merah, Bab al-Mandab, atau Teluk Aden,” ujarnya.

Kelompok Houthi telah menargetkan kapal-kapal di Laut Merah bagian selatan dan memperingatkan bahwa mereka akan menyerang semua kapal yang transit ke atau dari Israel, serta kapal-kapal milik perusahaan-perusahaan Israel.

Mereka juga mengatakan serangan itu dimaksudkan untuk mendukung warga Palestina saat mereka menghadapi agresi dan pengepungan Israel di Gaza.

Bulan lalu, Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin mengumumkan pembentukan misi multinasional untuk melawan serangan Houthi. Austin mengatakan serangan AS dan koalisi semalam mengirimkan pesan yang jelas kepada Houthi bahwa mereka akan menanggung kerugian lebih lanjut jika mereka tidak mengakhiri serangan ilegal mereka.

AS dan Inggris melancarkan serangan dengan dukungan dari Australia, Bahrain, Kanada, dan Belanda, kata pemerintahan Biden.

VIVA Militer: Menteri Pertahanan Amerika Serikat, Lloyd Austin

Photo :
  • cnbc.com

Tindakan defensif terhadap Houthi dilakukan setelah berbulan-bulan diplomasi dan meningkatnya serangan pemberontak Houthi terhadap kapal-kapal komersial.

“Serangan yang ditargetkan ini adalah pesan yang jelas bahwa Amerika Serikat dan mitra kami tidak akan menoleransi serangan terhadap personel kami atau membiarkan pihak yang bermusuhan membahayakan kebebasan navigasi di salah satu rute komersial paling penting di dunia,” ucapnya.

“Saya tidak akan ragu untuk mengarahkan langkah-langkah lebih lanjut untuk melindungi rakyat kami dan arus bebas perdagangan internasional jika diperlukan,” lanjutnya.

Pernyataan bersama yang dikeluarkan oleh Australia, Bahrain, Kanada, Denmark, Jerman, Belanda, Selandia Baru, Korea Selatan, Inggris dan AS mengatakan serangan tepat itu dimaksudkan untuk mengganggu dan menurunkan kemampuan yang digunakan Houthi untuk mengancam perdagangan global dan negara-negara lain.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya