Mesir Krisis Mata Uang Asing, Aset-aset Negara Dijual dalam Dolar AS

Ilustrasi bendera Mesir
Sumber :
  • Brendan Smialowski/Pool Photo via AP

Kairo – Kabinet Mesir mengatakan pada hari Rabu, 10 Januari 2024, bahwa pihaknya akan menyetujui penjualan sejumlah bidang tanah milik negara kepada perusahaan asing dalam bentuk dolar AS. Ini merupakan upaya nyata negara itu untuk mengatasi kekurangan mata uang asing.

Tunggu Majelis Syuro, PKS Akan Tentukan Ikut Koalisi atau jadi Oposisi Lagi

"Lahan yang dijual dalam dolar AS akan digunakan untuk berbagai keperluan, termasuk proyek komersial, administratif, dan perumahan," kata kabinet dalam sebuah pernyataan, tanpa merinci harganya.

Akibat dari persetujuan tersebut, hal ini memungkinkan orang asing untuk membeli real estate tanpa batasan di Mesir, dan ekspatriat dapat mengimpor mobil bebas bea cukai dengan mata uang asing.

Surya Paloh Sambut Baik PKS Jika Ikut Merapat ke Koalisi Prabowo-Gibran

Dalam beberapa bulan terakhir, pemerintah Mesir mulai menjual aset-aset negara, termasuk perusahaan-perusahaan milik militer, kepada negara-negara Teluk yang kaya.

Pecahan uang dolar Amerika di salah satu gerai penukaran mata uang asing di Jakarta

Photo :
  • ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan
Anies Puji Konsistensi PKS Jadi Oposisi di Depan Surya Paloh dan Cak Imin

Langkah ini dimaksudkan untuk menarik mata uang asing dan melonggarkan kendali negara dan militer atas perekonomian, yang merupakan sebuah syarat untuk program pinjaman senilai US$3 miliar atau Rp46,6 triliun, yang ditandatangani oleh IMF dan Mesir.

Pada bulan Maret tahun lalu, pemerintah juga menyatakan akan mengizinkan orang asing memperoleh kewarganegaraan Mesir, asalkan orang tersebut membeli real estate dengan dolar AS.

Pada hari yang sama, kementerian perencanaan Mesir mengatakan bahwa pengiriman uang dari warga Mesir yang bekerja di luar negeri pada kuartal pertama tahun fiskal 2023/2024 telah turun hampir 30 persen, jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.

Pembayarannya turun dari US$6,39 miliar atau setara dengan Rp99,3 triliun pada Juli-September 2022, menjadi US$4,52 miliar (Rp70,2 triliun) pada bulan yang sama tahun 2023.

“Penurunan tersebut mencerminkan kekhawatiran warga Mesir mengenai ketidakstabilan mata uang lokal terhadap dolar AS,” kata peneliti ekonomi Ahmed Abdel-Thaher, dikutip dari The New Arab, Jumat, 12 Januari 2024.

“Warga Mesir di luar negeri menahan diri untuk tidak menyimpan tabungan mereka dalam mata uang asing di bank lokal, karena khawatir mereka harus menariknya dalam mata uang lokal.”

Bank Nasional Mesir milik negara dan Banque Misr, dua bank di Mesir yang menyimpan sebagian besar tabungan warganya, pada awal tahun lalu telah menerbitkan dua sertifikat deposito (CD), dengan imbal hasil tahunan dalam mata uang dolar AS. Ini adalah upaya untuk  menarik mata uang asing yang sangat dibutuhkan.

Pound Mesir telah berjuang melawan dolar AS selama berbulan-bulan yang menyebabkan harga barang meningkat, karena Mesir sangat bergantung pada impor.

Pada saat artikel ini diterbitkan, satu dolar AS setara dengan 30,95 EGP, sedangkan satu dolar AS bernilai sekitar 52 EGP di pasar bayangan.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya