Baku Hantam Antar Suku Terjadi di Papua Nugini, 64 Orang Dinyatakan Tewas

Ilustrasi tembakan.
Sumber :
  • Antara Photo.

Papua – Perselisihan antar suku yang melibatkan baku hantam terjadi di dataran tinggi Papua Nugini. Dilaporkan 64 orang ditemukan tewas berlumuran darah di lokasi bentrokan sengit tersebut.

Longsor Horor Terjang Toraja Utara, 3 dari 9 Orang yang Tertimbun Tewas

Dilansir BBC, Senin, 19 Februari 2024, Australian Broadcasting Corporation mengatakan kekerasan tersebut melibatkan suku yang sama bertanggung jawab atas bentrokan yang menewaskan 60 orang di provinsi Engan tahun lallu.

“Ini adalah pembunuhan terbesar yang pernah saya lihat di Enga, mungkin juga di seluruh Dataran Tinggi,” kata  George Kakas, seorang perwira senior di kepolisian negara tersebut.

Mayjen Gadungan Nekat Masuk Markas TNI, Fakta-fakta Penyebab Tewasnya Polisi di Mampang

Perdana Menteri Papua Nugini, James Marape

Photo :
  • Sydney Morning Herald

Polisi menerima video dan foto yang diklaim berasal dari tempat kejadian, menunjukkan tubuh mayat yang ditelanjangi dan berlumuran darah, tergeletak dipinggir jalan dan ditumpuk dibagian belakang bak truk yang terbuka.

Rumah di Jaktim Roboh saat Renovasi, 1 Warga Tewas Tertimpa

Insiden tersebut dilaporkan terjadi di dekat kota Wabag, 600 kilometer di barat laut ibu kota Port Moresby. Penyebab pasti kematian tersebut belum jelas, namun polisi mengatakan adanya laporan tembakan hebat di daerah tersebut.

Daerah dataran tinggi telah lama berjuang melawan kekerasan, namun pembunuhan ini diyakini sebagai yang terburuk dalam beberapa tahun terakhir.

Insiden ini diduga terkait dengan konflik antara anggota suku Sikin, Ambulin, dan Kaekin. suku-suku di dataran tinggi telah berperang satu sama lain selama berabad-abad. Namun, Masuknya senjata api ilegal telah membuat bentrokan menjadi lebih mematikan dan memicu siklus kekerasan.

Pemerintah Papua Nugini, telah mencoba penekanan, mediasi, anastesi dan berbagai strategi lain untuk mengendalikan kekerasan, namun masih saja belum berhasil.

Militer setempat telah mengerahkan sekitar 100 tentara ke wilayah tersebut. Namun, dampaknya terbatas dan pasukan keamanan masih kalah jumlah dan persenjataan.

Pembunuhan sering terjadi di perkampungan terpencil, di mana para anggota kelompok melancarkan serangan atau penyergapan sebagai balas dendam atas serangan-serangan sebelumnya.  

Warga sipil termasuk wanita hamil dan anak-anak, telah menjadi sasaran di masa lalu. Pembunuhan seringkali sangat kejam, termasuk dibakar, dimutilasi ataupun disiksa.

Polisi secara pribadi mengeluh karena kurangnya sumber daya untuk menjalankan operasi mereka. Selain itu, gaji petugas yang rendah menyebabkan beberapa senjata yang berasal dari kepolisian digunakan oleh enggota suku.

Penentang pemerintah perdana menteri James Marape pada hari Senin menyerukan agar lebih banyak lagi polisi yang dikerahkan dan komisaris polisi mengundurkan diri.

Populasi Papua Nugini meningkat dua kali lipat sejak tahun 1980, sehingga menambah tekanan terhadap lahan dan sumber daya serta memperdalam persaingan antarsuku.

Meningkatnya konflik suku sering kali terkait dengan pembagian tanah dan kekayaan yang menyebabkan Enga dikunci selama tiga bulan pada bulan Juli lalu, di mana polisi memberlakukan jam malam dan pembatasan perjalanan.

Papua Nugini adalah negara berkembang dan beragam dengan populasi 10 juta orang dan 800 bahasa di wilayah penting yang strategis di pasifik selatan.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya