5 Kekejaman Junta Militer Myanmar, Salah Satunya Hukum Mati Pelajar

Pemuda Myanmar Nekat Kabur Demi Hindari Wajib Militer Junta
Sumber :
  • The Star

Naypyidaw – Junta militer di Myanmar kembali menarik perhatian karena tindakan kekejaman yang mereka lakukan di negara tersebut, termasuk penerapan wajib militer bagi penduduknya.

Ketika Santet Gagal, Pembunuh Bayaran Akhirnya Dipilih Novi untuk Eksekusi Mertua

Sejak melakukan kudeta pada Februari 2021 dan menggulingkan pemerintahan sah, junta militer telah terus melakukan tindakan kekerasan.

Mereka telah mengabaikan seruan dari komunitas internasional untuk mengadakan dialog dan menghentikan kekerasan. Berikut adalah beberapa kekejaman yang dilakukan oleh junta militer Myanmar:

4 Tentara Israel Terluka Akibat Bom Hizbullah di Lebanon

Lokasi Pemboman Oleh Junta Militer Myanmar

Photo :
  • AP Photo/Kyunhala Activists

1. Bakara Warga Hidup-hidup

Terancam Hukuman Mati, Begini Detik-detik 'Koboi' di Mampang Todongkan Senpi ke Pengendara Lain

Dilansir dari CNA, Jumat, 1 Maret 2024, diketahui pasukan junta militer Myanmar melakukan pembakaran hidup-hidup terhadap 19 warga. Insiden ini terjadi bersamaan dengan diselenggarakannya Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur.

Tindakan tersebut dilakukan pasukan setelah kelompok pemberontak di wilayah Karen, yaitu Pasukan Pertahanan Rakyat (PDF) dan Tentara Pembebasan Nasional Karen (KNLA), meledakkan tambang di wilayah Bago. Akibat ledakan tersebut, sekitar 30 tentara junta dilaporkan tewas.

"Setelah itu, tentara junta ke Desa Nyaung pin Thar. Pertempuran juga pecah di sana," kata salah satu pemberontak, seperti dikutip Radio Free Asia (RFA).

Sejumlah warga mengatakan pasukan junta menahan beberapa orang yang tinggal di Desa Nyaung Pin Thar di kawasan Bago. Pasukan kemudian membakar 19 warga sekitar pukul 17.00. Dari jumlah itu, lima di antaranya merupakan satu keluarga termasuk anak-anak berusia 6 tahun.

2. Luncurkan Serangan Udara di Sagaing

Setidaknya 50 orang tewas dalam serangan udara junta militer Myanmar di upacara pembukaan kantor kelompok anti-junta di Sagaing pada April lalu.

Anggota kelompok anti-junta, Pasukan Pertahanan Rakyat (People's Defence Force/PDF), mengatakan rentetan tembakan meluncur dari jet tempur saat upacara pembukaan kantor lokal PDF.

Parade militer Myanmar pada Maret 2022 usai kudeta militer oleh junta

Photo :
  • AP Photo/Aung Shine Oo

Menurut laporan The Irrawaddy, jet tempur menjatuhkan dua bom di sebuah rumah di Pa Zi Gyi, lokasi upacara pembukaan kantor itu.

Serangan itu dilanjutkan dengan serangkaian tembakan dari helikopter tempur Mi-35.

"Banyak orang termasuk anak-anak tewas dan jumlah korban bisa melebihi 50 orang,"kata anggota parlemen Kotapraja Kanbalu, U Nay Zin Latt, dikutip The Irrawaddy.

3. Bom Gereja di Kayin

Dua jet tempur junta militer Myanmar disebut menargetkan gereja dan menjatuhkan dua bom di negara bagian Kayin pada Januari lalu.

Pendiri Free Burma Rangers sekaligus eks komandan Amerika Serikat, David Eubank, mengatakan serangan junta di desa Laywa di kotapraja Lu Thaw menewaskan lima orang. Korban tewas itu termasuk seorang pendeta dan seorang uskup Katolik.

4. Hukum Mati Pelajar

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) melaporkan junta Myanmar menjatuhkan hukuman mati kepada tujuh pelajar pada Desember 2021.

Menurut media lokal, para pelajar itu ditangkap pada April 2021 di Yangon. Mereka dituduh terlibat dalam penembakan bank.

Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia, Volker Turk, mengatakan pengadilan militer secara tertutup menjatuhkan vonis mati kepada tujuh pelajar laki-laki pada 7 Desember.

"Dengan menggunakan hukuman mati sebagai alat politik untuk menghancurkan oposisi, militer menegaskan penghinaannya terhadap upaya ASEAN dan masyarakat internasional," kata Turk.

Turk juga mengatakan junta selama ini mengabaikan seruan komunitas internasional untuk mengakhiri kekerasan di Myanmar.

5. Serang Konser

Pada Oktober 2022, junta Myanmar melakukan serangan udara di salah satu konser di wilayah Kachin.

Serangan tersebut terjadi ketika milisi Organisasi Kemerdekaan Kachin (OKI) merayakan hari jadi merdeka dengan konser. Selain itu, perayaan tersebut digelar untuk merayakan kampanye organisasi guna menyerukan otonomi di Kachin.

Imbas kejadian itu setidaknya 80 orang tewas dan puluhan orang mengalami luka-luka. Mayoritas merupakan warga sipil. Kachin merupakan markas Brigade Kesembilan Tentara Kemerdekaan Kachin (KIA) selaku organisasi sayap OKI.

Junta militer pun mengonfirmasi serangan itu. Namun, junta membantah serangan mereka menewaskan warga sipil dan seorang penyanyi.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya