Rusia Akan Gelar Pemilihan Presiden Besok, Pilpres Tak Hanya Sehari

Pemilu Rusia
Sumber :
  • X

Rusia – Rusia akan menyelenggarakan pemilihan presiden (pilpres) pada esok hari, Jumat, 15 Maret 2024.

Badan Saksi Nasional Golkar Optimis Menang 70 Persen di Pilkada 2024

Pemungutan suara di seluruh negara sebagian besar akan dilakukan mulai Jumat, 15 Maret dan berakhir Minggu 17 Maret 2024. Ini adalah pertama kalinya dalam pemilihan presiden Rusia, pemungutan suara akan dibuka selama tiga hari dan bukan satu hari.

Rusia pertama kali menggunakan pemungutan suara beberapa hari pada referendum tahun 2020 mengenai reformasi konstitusi yang diatur oleh Putin, untuk memungkinkannya mencalonkan diri untuk dua periode lagi.

Anies Tak Mau Berandai-andai Jadi Menteri Prabowo: Emangnya Ditawarin

Ini juga merupakan pemilihan presiden pertama yang menggunakan pemungutan suara online, opsi ini akan tersedia di 27 wilayah Rusia dan Krimea, yang direbut secara ‘ilegal’ oleh Moskow dari Ukraina 10 tahun lalu, melansir AP News, Kamis, 14 Maret 2024.

Pemilu Rusia

Photo :
  • BBC.co.uk
Anies Sebut PKS Sedang 'Galau'

Pemungutan suara juga akan dilakukan di Donetsk, Luhansk, Zaporizhzhia, dan Kherson, empat wilayah yang dianeksasi setelah invasi besar-besaran Rusia ke Ukraina pada tahun 2022, meskipun pasukan Rusia tidak sepenuhnya mengendalikan wilayah tersebut.

Ukraina dan negara-negara Barat mengecam diadakannya pemungutan suara di sana. Pemungutan suara awal telah dimulai di beberapa daerah dan akan dilaksanakan secara bertahap di daerah lain.

Presiden petahana Vladimir Putin, yang kini berusia 71 tahun, kembali maju dan terdaftar sebagai kandidat independen dan sedang mengincar masa jabatan kelimanya, yang akan membuatnya tetap berkuasa selama enam tahun ke depan. Dia kemudian berhak mencalonkan diri untuk masa jabatan berikutnya, setelah melakukan perubahan konstitusi yang mengatur ulang batasan masa jabatannya pada tahun 2020.

Pertama kali terpilih pada tahun 2000, dia sekarang menjadi pemimpin Kremlin yang paling lama menjabat sejak diktator Soviet Josef Stalin.

Peserta pemilu lainnya yang dicalonkan oleh partai-partai pendukung Kremlin yang diwakili di parlemen adalah: Nikolai Kharitonov dari Partai Komunis, Leonid Slutsky dari Partai Demokrat Liberal yang nasionalis, dan Vladislav Davankov dari Partai Rakyat Baru.

Kharitonov pernah melawan Putin pada tahun 2004, dan mendapat posisi kedua.

Mereka secara luas mendukung kebijakan Kremlin, termasuk perang di Ukraina. Pemilu sebelumnya menunjukkan kandidat-kandidat seperti itu tidak mungkin memperoleh cukup suara untuk menantang Putin. Pada tahun 2018, runner-up Partai Komunis ‘hanya’ mendapat 11,8%, dibandingkan dengan Putin yang meraih 76,7%.

Pemilu Rusia

Photo :
  • X

Boris Nadezhdin, seorang politisi liberal yang menjanjikan untuk mengakhiri perang sebagai tema utama kampanyenya, mendapat dukungan yang luar biasa luas sambil mengumpulkan tanda tangan agar memenuhi syarat untuk mendapat tempat dalam pemungutan suara. Namun dia dilarang mencalonkan diri karena petugas pemilu yang menyatakan bahwa banyak dari tanda tangannya tidak sah.

Yang juga tidak ikut dalam pemungutan suara adalah tokoh-tokoh oposisi yang bisa saja menjadi tantangan bagi Putin. Mereka telah dipenjara atau meninggalkan negara itu. Politisi oposisi paling terkenal di Rusia, Alexei Navalny, meninggal di penjara pada 16 Februari lalu saat menjalani hukuman 19 tahun penjara atas tuduhan ekstremisme. Upayanya untuk melawan Putin pada tahun 2018 ditolak.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya