Google Pecat 28 Karyawan Setelah Protes Terhadap Kontrak dengan Pemerintah Israel

Ilustrasi Google.
Sumber :
  • Pixabay/422737

VIVA – Google telah memecat 28 karyawan yang berpartisipasi dalam protes perang Gaza pada hari Selasa 16 April 2024 di fasilitasnya, perusahaan mengumumkan informasi tersebut pada hari Rabu 17 April 2024.

Dari kantor di Sunnyvale dan kantor di New York, karyawan memprotes dukungan Google terhadap pemerintah Israel dan kontrak Cloud AI senilai miliaran dolar yang diberi nama Project Nimbus. Sekelompok karyawan bahkan menduduki kantor CEO Google Cloud Thomas Kurian.

Ilustrasi Google.

Photo :
  • Promise Keepers Canada

Dilansir ABC7News pada Jumat, 19 April 2024, Google mengatakan sejumlah kecil karyawan tersebut memang mengganggu aktivitas di beberapa kantornya. Maka dari itu, pihak perusahaan mengambil langkah untuk mengeluarkan karyawan-karyawan tersebut demi keamanan kantor.

“Menghalangi pekerjaan karyawan lain secara fisik dan mencegah mereka mengakses fasilitas kami jelas merupakan pelanggaran terhadap kebijakan kami, dan merupakan perilaku yang sama sekali tidak dapat diterima. Setelah menolak beberapa permintaan untuk meninggalkan lokasi, penegak hukum dilibatkan untuk mengeluarkan mereka guna memastikan keamanan kantor,””jelasnya.

Protes ini terjadi terhadap Proyek Nimbus, kontrak bersama senilai $1,2 miliar (19,5 Triliun) dengan Amazon untuk menyediakan layanan AI dan cloud kepada pemerintah Israel

Dalam pernyataannya, No Tech mengutip laporan Majalah Time baru-baru ini  yang menemukan bahwa Google telah membuat alat khusus untuk Kementerian Pertahanan Israel dan membuat kontrak dengan Pasukan Pendudukan Israel.

Viral Aksi Sopir Truk Bantuan Gaza Terobos Akses yang Diblokir Pemukim Israel

“Google Cloud mendukung banyak pemerintahan di seluruh dunia di negara tempat kami beroperasi, termasuk pemerintah Israel, dengan layanan komputasi awan kami yang tersedia secara umum. Pekerjaan ini tidak ditujukan pada beban kerja yang sangat sensitif, rahasia, atau militer yang relevan dengan senjata atau layanan intelijen,” menurut kepada juru bicara Google.

Perdana Menteri Irlandia yang baru, Simon Harris

Spanyol, Irlandia, dan Norwegia Resmi Akui Negara Palestina, Pernyataan PM Simon Harris Menyentuh

Spanyol, Irlandia, dan Norwegia resmi mengakui negara Palestina. Hal itu disampaikan oleh pemimpin di negara tersebut. Pernyataan PM Simon Harris menyentuh.

img_title
VIVA.co.id
22 Mei 2024