Pemimpin Jerman: Multikulturalisme Gagal

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Kanselir Jerman, Angela Merkel
Sumber :
  • www.presidensby.info

VIVAnews - Jerman dianggap belum berhasil menciptakan masyarakat yang multikultural. Suasana saling menghormati dan hidup rukun diantara warga Jerman yang berasal dari beragam latar belakang dan budaya masih sulit untuk diwujudkan.

Demikian menurut Kanselir Jerman, Angela Merkel. "Multikultural, konsep yang menekankan bahwa 'kita kini bisa hidup berdampingan dan bahagia,' masih belum jalan," kata Merkel seperti dikutip laman Sydney Morning Herald. Saat itu, Merkel berbicara di depan forum kaum muda Partai Uni Demokratik Kristen (CDU) di Postdam akhir pekan lalu. "Pendekatan [multikultural] ini telah gagal total," kata Merkel.

Pernyataan itu tampaknya merupakan ungkapan frustrasi Merkel atas belum tulusnya rata-rata orang Jerman menerima kaum pendatang. Berdasarkan sejumlah jajak pendapat, orang-orang Jerman masih menganggap sinis kaum pendatang, yang dinilai hanya ingin mengeruk keuntungan dari sistem kesejahteraan sosial di Jerman dan harus dipulangkan ke negara asal saat lahan pekerjaan di negara itu mulai susah didapat.

Menurut studi dari Friedrich Ebert Foundation, yang dikutip dari laman The Guardian, lebih dari sepertiga (34,3 persen) dari 2411 respoden yang disurvei menilai bahwa para imigran datang ke Jerman demi menikmati besarnya tunjangan-tunjangan sosial dari pemerintah. 

Sekitar 35,6 persen responden menilai Jerman sudah "dikelola oleh orang asing." Bahkan, pada rasio lebih dari satu di antara sepuluh respoden mendambakan Jerman kembali diperintah seorang "fuehrer." Julukan itu diberikan diktator Nazi, Adolf Hitler, kala memimpin Jerman di awal dekade 1930-an hingga pertengahan 1940-an.

Selain itu, pimpinan komunitas Yahudi memperingatkan bahwa masyarakat dan demokrasi di Jerman kembali terancam pengaruh ekstrimisme. Pekan lalu, pemimpin negara bagian Bavaria dari Partai CDU, Horst Seehofer, menyerukan agar pemerintah menghentikan penerimaan para imigran dari Turki dan negara-negara Arab.

Sebelumnya, mantan anggota Bundesbank, Thilo Sarrazin, menulis buku mengenai bagaimana sebagian besar dari 16 juta imigran di Jerman gagal untuk berbaur dengan penduduk asli sehingga membawa peran bagi turunnya performa ekonomi Jerman. Buku itu membuat Sarrazin dipecat dari Bundesbank.

Program Pemberdayaan Sosial Mahasiswa Magister Ilmu Komunikasi Universitas Paramadina
Seorang pendeta nyaris ditembak saat sedang kebaktian di Pennsylvania

Viral Seorang Pendeta Nyaris Ditembak saat Kebaktian di Gereja

Sebuah kejadian mengerikan terjadi di i Gereja Jesus' Dwelling Place di Pennsylvania ketika seorang pria mencoba menembak seorang pendeta saat sedang kebaktian.

img_title
VIVA.co.id
12 Mei 2024