Aktivis Internet Paksa Google Muat Peta Baru

Peta Sudan dan Sudan Selatan
Sumber :
  • Google Maps

VIVAnews - Google telah memisahkan Sudan Selatan dari Sudan pada laman Google Maps. Langkah ini bukan karena desakan pemerintah Sudan Selatan - yang kini berstatus negara terbaru di dunia - melainkan dari permintaan para pengunjung Internet.

Pengelola laman Change.org mengungkapkan bahwa mereka mendapat dukungan lebih dari 1.600 pengunjung untuk mendesak Google agar membuat peta baru Sudan, yang harus berbagi wilayah dengan negara baru, Sudan Selatan. Negara itu resmi berdaulat pada 9 Juli 2011 setelah hampir 99% peserta referendum di wilayah itu sepakat memisahkan diri dari Sudan.

"Masuknya Sudan Selatan akan memberi kebanggaan dan rasa kebangsaan bagi rakyat di negeri itu sebagai negara berdaulat yang diakui dalam peta," kata seorang penggagas bernama John Mabusu. Enam pekan setelah kampung halamannya didaulat menjadi negara merdeka, jurnalis yang tinggal di Washington DC itu melancarkan petisi di laman Change.org agar peta Sudan Selatan ditampilkan di Internet.

Maka Mabusu bersama para rekan pun melobi Google, yang merupakan perusahaan informasi Internet terkemuka di dunia. Mabusu dan kawan-kawan berhasil meraih dukungan lebih dari 1.600 pengunjung Change.org untuk meyakinkan Google. Kebetulan Google memiliki laman informasi peta, Google Maps.

"Saya berharap bahwa Google secara resmi mengakui Sudan Selatan dengan menampilkan peta negara itu. Semoga ini juga disusul oleh laman-laman lain. Rakyat Sudan Selatan sudah berjuang dan menderita demi meraih kemerdekaan. Maka kini saatnya menghargai perjuangan mereka itu," kata Mabusu dalam pernyataan tertulis Change.org lewat email.  

Yahoo!, Microsoft, dan National Geographic masih belum menampilkan Peta Sudan di laman informasi mereka.

Meski Gratis, Real Madrid Harus Keluarkan Dana Fantastis untuk Rekrut Mbappe
Truk Bantuan Kemanusiaan Bagi Gaza (Doc: MEMO)

Pengemudi Truk Bantuan Kemanusiaan untuk Gaza Kesal karena Israel Tutup Perbatasan

Para pengemudi truk yang terjebak di perbatasan Mesir dan Gaza mengatakan bahwa makanan yang mereka bawa ke Palestina bisa rusak jika menunggu terlalu lama.

img_title
VIVA.co.id
11 Mei 2024