AS Pulangkan Semua Diplomat dari Suriah

Warga Syria Protes Saat Idul Adha
Sumber :
  • REUTERS/Handout

VIVAnews - Amerika Serikat menutup kedutaan besar di ibukota Suriah, Damaskus sekaligus memulangkan semua diplomat mereka dari sana. Ini menyusul kekerasan yang tidak kunjung usai di negara itu.

Evaluasi Mudik 2024, Muhadjir Ungkap Sejumlah Catatan dari Jokowi

Selain menutup Kedubesnya, AS juga bertekad "bertindak lebih luas lagi" untuk menyingkirkan Presiden Suriah, Bashar al-Assad, dari kekuasaan. Karena al-Assad dianggap bertanggungjawab atas rangkaian kekerasan kepada sebagian rakyatnya sendiri, yang melancarkan protes dalam beberapa bulan terakhir.

Menurut kantor berita Reuters, Kedubes AS di Damaskus sudah tutup sejak Senin waktu setempat. Bagi Washington, penting bagi mereka untuk memulangkan semua diplomat Amerika dari Damaskus dua hari setelah Dewan Keamanan PBB gagal mengeluarkan resolusi untuk memberi tanggapan atas kekerasan di Suriah.

Gagalnya pengesahan resolusi itu karena dua anggota tetap Dewan Keamanan PBB, Rusia dan China, menggunakan hak veto yang bisa menggugurkan setiap rancangan resolusi.

Bagi China dan Rusia, rancangan resolusi yang diperjuangkan Liga Arab dan negara-negara Barat itu terkesan gegabah dengan tidak memperhitungkan risiko dan pelanggaran kedaulatan atas Suriah.

China dan Suriah bersikeras bahwa krisis di Suriah bisa diselesaikan lewat perundingan, bukan dengan sanksi apalagi sampai menyuruh Presiden Assad mundur dari kekuasaan.

28.861 Tersangka Narkoba Ditangkap Selama 8 Bulan, Ada Pelaku Kasus Laboratorium Ekstasi

Terus Menekan

Namun, AS tidak mau menyerah. Menurut kalangan pejabat AS, mereka kini mengupayakan koordinasi yang terbatas dengan negara-negara yang sepaham agar membantu kelompok oposisi Assad di Suriah.

Dalam wawancara dengan stasiun televisi NBC, Obama mengatakan bahwa rezim Assad sudah merasakan "jerat atas mereka kiat ketat." Obama berjanji akan terus "menekan dan menekan" pemerintahan Assad.

Namun, Obama tidak memberi penjelasan spesifik tekanan seperti apa yang akan mereka terapkan kepada rezim di Suriah. Saat ini belum ada niat untuk menerapkan instrumen militer, seperti yang AS terapkan lewat NATO saat membantu oposisi di Libya saat menyingkirkan Muammar Khadafi tahun lalu.  (eh)

All New Hyundai Santa Fe Sudah Bisa Dipesan, Siap Bikin Pajero Sport Ketar-ketir
Tentara Israel saat melakukan operasi militer di Gaza, Palestina

Militer Israel Bersiap Gempur Rafah, Minta Warga Palestina Segera Mengungsi

Menteri Pertahanan Israel, Yoav Gallant mengatakan pada Minggu, 5 Mei 2024, bahwa rencana serangan darat di Rafah, Jalur Gaza selatan akan segera terjadi.

img_title
VIVA.co.id
6 Mei 2024