Sumber :
- REUTERS/China Daily
VIVAnews
– Tim penyelamat melakukan pencarian selama 36 jam sebelum menemukan korban pertama peristiwa longsor di Tibet. Sayangnya korban ditemukan dalam keadaan tak bernyawa. Longsor di daerah Maizhokunggar, Lhasa, ibu kota Tibet, Jumat lalu mengubur hidup-hidup 83 pekerja tambang.
Tim penyelamat kepada kantor berita
Xinhua
menyatakan, kecil kemungkinan para korban akan bertahan hidup dalam timbunan longsor itu. Lebih lanjut, tim bahkan pesimis jenazah korban longsor lainnya akan ditemukan. Ini karena proses evakuasi korban terhalang cuaca buruk, dan lokasi longsor berada di medan tinggi yang amat sulit. Belum lagi ada ancaman longsor susulan.
Baca Juga :
Kelana Wastra Fashion Fest 2024: Perpaduan Modern dan Tradisional dalam Sembilan Inspirasi Busana
Pihak rumah sakit dan dokter yang berada dekat dengan lokasi longsor juga telah siap menerima korban yang selamat. Namun hingga kini belum ada satupun korban yang masuk ke rumah sakit. “Kami diperintahkan untuk melakukan semua upaya ketika menerima korban luka,” ujar seorang dokter, Ge, yang berjaga di unit gawat darurat.
Presiden China, Xi Jinping, yang baru saja kembali dari kunjungan kenegaraan dari Republik Kongo di Afrika, langsung memerintahkan pencarian korban setelah mengetahui peristiwa ini. Menurut informasi, 83 pekerja tambang itu bekerja untuk anak perusahaan China National Gold Group Corp, sebuah perusahaan milik pemerintah dan produsen emas terbesar di negara itu.
Rawan Longsor
Daerah pegunungan di Tibet memang rentan longsor. Hal itu diperparah dengan tingginya aktivitas pertambangan di sana. Dalam beberapa tahun terakhir, China telah menemukan sumber mineral dalam jumlah besar di Tibet.
Menurut laporan media pemerintah, sumber mineral yang terkandung di pegunungan Tibet meliputi 10 juta ton tembaga, timah, seng, serta miliaran ton bijih besi. Merujuk kepada data statistik milik pemerintah China, diperkirakan nilai sumber mineral itu mencapai US$100 miliar.
Pejabat berwenang setempat mengatakan, tujuan kegiatan penambangan di pegunungan Tibet yaitu untuk membuat penduduk di lokasi sekitar menjadi lebih sejahtera. (eh)
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
Pihak rumah sakit dan dokter yang berada dekat dengan lokasi longsor juga telah siap menerima korban yang selamat. Namun hingga kini belum ada satupun korban yang masuk ke rumah sakit. “Kami diperintahkan untuk melakukan semua upaya ketika menerima korban luka,” ujar seorang dokter, Ge, yang berjaga di unit gawat darurat.