Kuntoro: Titik Api Riau di Lahan Perusahaan Bermarkas di Singapura

Peta arah asap kebakaran hutan Riau.
Sumber :
  • Dokumen BNPB
VIVAnews
– Singapura yang mengeluhkan kabut asap “kiriman” Indonesia akibat kebakaran hutan di Riau harus ikut bertanggung jawab atas kebakaran hutan tersebut. Hal ini dikatakan oleh Kepala Unit Kerja Presiden Bidang Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan (UKP4) Kuntoro Mangkusubroto di Jakarta, Jumat 21 Juni 2013.


Kuntoro yang juga Ketua Satuan Tugas
Reducing Emissions from Deforestation and Forest Degradation
(REDD+) itu mengatakan, 80 persen dari kebakaran hutan Riau terjadi di lahan perkebunan dan pertanian yang dimiliki sejumlah perusahaan, termasuk perusahaan asal Singapura. “Beberapa perusahaan ini punya kantor pusat di Singapura. Jadi kebakaran ini perlu diselesaikan dengan baik (oleh kedua negara),” ujar mantan Menteri Pertambangan dan Energi itu.


Tidak hanya merugikan Singapura sendiri, perusahaan Singapura itu menurut Kuntoro juga harus bertanggung jawab terhadap masyarakat sekitar di Riau dan Sumatera yang terdampak kabut asap itu. “Perlu kita luruskan siapa pemilik perusahaan-perusahaan itu, sebab mereka yang bertanggung jawab. Jadi jangan cepat-cepat menyalahkan rakyat kecil,” kata Kuntoro.


Kuntoro mengkritik sikap beberapa pihak yang buru-buru menyalahkan warga lokal dalam peristiwa kebakaran hutan ini. Dalam praktiknya di lapangan, kata Kuntoro, banyak perusahaan yang membakar hutan untuk membuka lahan. Praktik ini kemarin sempat disinggung oleh Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan dengan istilah
land clearing
.
Gerindra: PDIP di Luar atau Dalam Pemerintahan Sama-sama Baik


Ashanty Tak Benarkan Perilaku Anang Karena Tanya Ghea Kapan Menikah
Singapura sebagai negara tetangga yang paling terdampak asap kabut kebakaran hutan Riau telah mengajukan protes resmi ke Indonesia. Pemerintah RI pun mempersilakan Singapura untuk membantu menangani kebakaran hutan di Riau. “Kalau Malaysia dan Singapura ingin ikut memadamkan lahan gambut yang terbakar itu, silakan,” ujar Menhut.

Buntut Kasus Penggelapan Motor, Via Vallen Makin Bongkar Tabiat Buruk Sang Adik

Namun pemerintah Indonesia mengatakan tak akan meminta maaf kepada Singapura atas kabut asap yang menyelimuti negeri itu. “Tidak ada permintaan maaf. Singapura tahu langkah-langkah yang telah ditempuh Indonesia untuk bisa mengatasi asap itu. Singapura pun tahu, Indonesialah yang paling ingin masalah ini selesai,” kata Menteri Luar Negeri RI Marty Natalegawa. (adi)
Ilustrasi cuaca panas

Panas Ekstrem Hingga 45 Derajat Celcius, Filipina dan Bangladesh Tutup Ribuan Sekolah

Asia Selatan dan Tenggara akan menghadapi cuaca panas lebih ekstrem. Gelombang panas juga membawa Filipina dan Bangladesh untuk menutup semua sekolah-sekolah.

img_title
VIVA.co.id
29 April 2024