Sumber :
- Reuters/Brendan McDermid
VIVAnews
- Suriah meminta Perserikatan Bangsa Bangsa untuk mencegah "agresi apapun" atas negara itu. Permintaan tersebut muncul setelah Presiden AS, Barack Obama, akhir pekan lalu menyatakan militernya siap menggempur Suriah sebagai hukuman kepada pemerintahnya atas serangan senjata kimia atas warga mereka sendiri 21 Agustus lalu.
Menurut kantor berita
SANA
dan
Reuters
Baca Juga :
Dikritik karena Biarkan Istrinya Tinggal Serumah dengan Pria Lain, Adipati Dolken: Dia Senang
Dia pun menyayangkan sikap AS yang menuduh pemerintah Suriah membunuh rakyat sendiri dengan senjata kimia dan siap memberi hukuman dengan serangan militer. AS, tulis Ja'afri, seharusnya memainkan peran sebagai pembela perdamaian dan mitra bagi Rusia dalam mempersiapkan konferensi internasional atas Suriah, bukannya sebagai negara yang mengerahkan kekuatan atas siapapun yang menentang kebijakan-kebijakannya.
Para pejabat di Washington sudah terlanjur menuduh rezim Bashar al-Assad di Suriah sebagai biang keladi serangan senjata kimia. Menteri Luar Negeri AS, John Kerry, Minggu kemarin, pihaknya punya bukti penggunaan gas sarin atas serangan di luar Ibu Kota Damaskus pada 21 Agustus 2013. Pemerintah AS, seperti dikutip
BBC
, mengungkapkan bahwa serangan itu menewaskan lebih dari 1.400 orang, termasuk 426 anak-anak.
Pemerintah Suriah menyangkal tuduhan AS itu. Mereka justru menuduh kelompok pemberontak --yang berupaya menjungkalkan pemerintahan Assad sejak dua tahun lalu-- menggunakan senjata pembunuh massal itu.
Dalam dua tahun terakhir Suriah diguncang perang saudara, yang bermula dari suatu demonstrasi massal pada Maret 2011 yang menuntut mundurnya rezim dinasti Assad, yang telah berkuasa selama empat dekade. Perang saudara di Suriah telah merenggut nyawa sedikitnya 100.000 jiwa. (eh)
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
Dia pun menyayangkan sikap AS yang menuduh pemerintah Suriah membunuh rakyat sendiri dengan senjata kimia dan siap memberi hukuman dengan serangan militer. AS, tulis Ja'afri, seharusnya memainkan peran sebagai pembela perdamaian dan mitra bagi Rusia dalam mempersiapkan konferensi internasional atas Suriah, bukannya sebagai negara yang mengerahkan kekuatan atas siapapun yang menentang kebijakan-kebijakannya.