Soal Ukraina, Barat dan Rusia Sepakat Tidak Perang

Rusia Siap Invasi Ukraina
Sumber :
  • REUTERS/Maks Levin
VIVAnews -
Mesin Pesawat Calon Jemaah Haji Terbakar, Pesawat Garuda Minta Maaf
Negara-negara Barat dan Rusia tidak mencapai kesepakatan dalam perundingan membahas meningkatnya ketegangan di Ukraina menyusul invasi Rusia di Crimea. Namun, para menteri luar negeri negara-negara tersebut satu suara soal jalur penyelesaian diplomatis, ketimbang menggunakan senjata.

Respons Mengejutkan Shin Tae-yong Usai Indra Sjafri 5 Calon Pemain Naturalisasi Timnas Indonesia

"Seluruh pihak menyepakati pentingnya menyelesaikan masalah ini melalui dialog," kata Menteri Luar Negeri Amerika Serikat John Kerry usai pertemuan dengan menlu Inggris, Prancis, Jerman dan Rusia di Paris, Rabu waktu setempat, dikutip
WN Australia Gembong Narkoba Buronan BNN Ditangkap Polri-Kepolisian Filipina
CNN.


Kerry mengatakan bahwa pertemuan menandai dimulainya tahapan negosiasi dan menyebutnya "sangat konstruktif." Sikap optimistis juga ditunjukkan oleh Menlu Prancis Laurent Fabius yang mengatakan bahwa untuk pertama kalinya sebuah proses mencari solusi mulai berjalan.

Pertemuan ini digelar selang beberapa hari setelah ketegangan di semenanjung Crimea saat ribuan pasukan Rusia menguasai gedung pemerintah dan barak militer Ukraina. Pemerintahan Presiden Vladimir Putin membantah hal ini, namun menegaskan bahwa Rusia berhak melindungi warga etnis Rusia di wilayah otonomi Ukraina tersebut.

Perdana Menteri Ukraina Arseniy Yatsenyuk mengaku telah berbicara langsung pada PM Rusia Dmitry Medvedev soal solusi diplomatik. Namun dia mengaku khawatir jika langkah diplomasi gagal dan akan berlanjut pada aksi militer.

"Kami punya dua opsi yang ditawarkan. Pertama adalah opsi politik, dan kedua militer. Saya kira yang terbaik adalah menggunakan seluruh perangkat politik dan diplomasi untuk mengatasi krisis ini dan menghentikan invasi."

"Agresi militer tidak akan membawa kita kemana-mana," kata Yatsenyuk.

Sementara itu, situasi di Crimea semakin mencekam, seperti dituturkan utusan khusus PBB untuk Ukraina, Robert Serry. Saat dikirim ke kota Sevastopol, Crimea, Serry mengatakan bahwa dia dicegat oleh .

Serry dipaksa masuk ke dalam mobil dan pergi. Lalu dia selama beberapa jam terpaksa mendekam di sebuah kafe saat demonstrasi memenuhi jalan di luar. Dia berhasil keluar setelah mendapat pengawalan menuju bandara dan dipaksa meninggalkan negara itu.

"Ukraina akan menjadi ancaman jika jurang antara Timur dan Barat semakin luas daripada menyempit. Ada banyak rasa tidak percaya yang hanya bisa diatasi jika kita sekarang menemukan mekanisme bagi rakyat agar bisa bicara," kata Serry. (adi)
[dok. Humas InJourney Destination Management]

Dongkrak Okupansi Penginapan, Sandiaga: 300 Ribu Orang Bakal Kunjungi Candi Borobudur saat Waisak

PT Aviasi Pariwisata Indonesia (Persero) alias InJourney, melalui anak usahanya InJourney Destination Management, bakal menggelar perayaan Hari Tri Suci Waisak 2568 BE.

img_title
VIVA.co.id
15 Mei 2024