Taxi, Pesawat, dan Virus: Rantai Persebaran Ebola yang Mematikan

Petugas medis di Liberia membawa jenazah penderita virus Ebola.
Sumber :
  • REUTERS/Samaritan's Purse
VIVAnews - Dunia kesehatan kembali digegerkan kekhawatiran penyebaran wabah virus mematikan, Ebola, yang kini mewabah di Afrika Barat.
KPU Siapkan 8 Tim Kuasa Hukum Hadapi Sengketa Pileg 2024 di MK

Dilansir Reuters edisi Jumat, 1 Agustus 2014, perhatian utama para ilmuwan dan pakar kesehatan bukanlah tentang virologinya, melainkan bagaimana pembawa mikroba itu, manusia, menggunakan pesawat, sepeda, taksi, dan sarana umum lainnya.
Oxford United Pastikan Tiket ke Partai Playoff Menuju Divisi Championship

Menurut pakar spesialis penyakit menular, resiko persebaran virus dari Afrika ke Benua lain sangat rendah meski tak bisa dibilang nihil. Sebab itu, para ilmuwan dan petugas medis terkait melacak setiap orang yang dimungkinkan pernah berinteraksi dengan penderita.
Timnas Indonesia 'Gendong' Asia Tenggara di Semifinal Piala Asia U-23

Kekhawatiran global merebak setelah diketahui adanya penderita Ebola yang menumpang pesawat dari Liberia menuju Nigeria. Hal itu membuat otoritas setempat disibukkan melacak seluruh penumpang yang terbang bersama penderita itu.

Wabah di Afrika Barat diketahui bermula dari Guinea pada Februari dan cepat menyebar ke Liberia dan Sierra Leone. Tak butuh waktu lama, ditemukan 1200 kasus dan 672 diantaranya berujung kematian. Wabah ini terbesar sejak diketemukannya virus itu sekitar 40 tahun lalu.

Sierra Leone telah mendeklarasikan darurat wabah Ebola. Liberia telah meliburkan sekolah dan berancang-ancang mengarantina beberapa komunitas.

"Yang paling penting adalah pengawasan yang baik pada setiap orang yang memiliki riwayat kontak dengan penderita," kata David Heyman, profesor epidemiologi penyakit infeksi. (ren)
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya