Ebola Ancam Panen Pangan di Afrika Barat

Penduduk West Point dikarantina karena wabah ebola
Sumber :
  • REUTERS/2Tango
VIVAnews
Profil Wina Natalia yang Gugat Cerai Anji Manji, Ternyata Pengusaha Sukses
- Organisasi Pangan dan Pertanian PBB (Food and Agriculture Organization/FAO) mengatakan, wabah ebola bukan hanya menewaskan banyak penduduk di Afrika, namun juga mengancam panen pangan di Afrika Barat. Seperti diketahui wabah ebola telah membuat negara-negara seperti Liberia, Sierra Leone dan Guinea diberikan peringatan khusus sebagai negara yang paling banyak menerima dampak mewabahnya virus ini.

7 Fakta COVID-19 Melonjak di Singapura, Sepekan Capai 25 Ribu Kasus

Akibatnya, FAO mengatakan bahwa produksi beras dan jagung akan sangat terpengaruh di musim panen mendatang. Selain itu, kekurangan pangan diperkirakan akan semakin memburuk dalam beberapa bulan ke depan.
KSAD Maruli Datangi Pentagon Amerika Serikat, Ada Apa?


Harga pangan diprediksi melonjak dan akses mendapatkan makanan menjadi sangat sulit bagi banyak orang di tiga negara di Afrika Barat yang mengalami dampak paling buruk dari mewabahnya virus ebola.

Harga singkong misalnya naik 150 persen pada minggu-minggu awal di bulan Agustus lalu di ibukota Liberia, Monrovia.

"Bahkan sebelum mewabahnya ebola, beberapa rumah tangga di daerah-daerah menghabiskan hingga 80 persen dari pendapatan mereka untuk membeli makanan," ujar Vincent Martin, Kepala FAO berbasis di Dakar, seperti dilansir kantor berita BBC.

Ia juga mengatakan bahwa lonjakan harga yang terjadi hingga saat ini menempatkan pangan di luar jangkauan mereka.

Untuk memenuhi kebutuhan pangan jangka pendek, FAO telah menyetujui adanya program darurat yang dilakukan bersama World Food Programme (WFP) PBB untukĀ  memberikan 65 ribu ton makanan kepada sekitar 1,3 juta orang yang terkenal virus ebola selama tiga bulan.

Sebagai informasi, wabah Ebola telah menewaskan sedikitnya 1.550 dari 3.000 orang di empat negara sejak bulan Maret lalu. Ini merupakan peristiwa terburuk wabah ebola dalam sejarah.

Perkembangan terbaru menunjukkan sebanyak 31 orang telah meninggal dunia akibat wabah ini di Republik Demokratik Kongo menurut Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO).
Konferensi Pers Hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG)

BI Tahan Suku Bunga Acuan di 6,25 Persen, Ini Alasannya 

Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (RDG BI) pada Mei 2024 memutuskan untuk menahan suku bunga acuan atau BI Rate di level 6,25 persen.

img_title
VIVA.co.id
22 Mei 2024