Benda Mencurigakan Ditemukan di Markas AL Australia

Pangkalan militer AL Australia, HMS Cerberus
Sumber :
  • Situs resmi AL Australia
VIVAnews - Sebuah pangkalan Angkatan Laut Australia yang berlokasi di negara bagian Victoria ditutup, lantaran ditemukan benda mencurigakan. Menurut pernyataan dari Kementerian Pertahanan Australia, peristiwa itu terjadi ketika tengah digelar inspeksi rutin di tempat tinggal HMAS Cerberus.

Kantor berita ABC News Kamis, 16 Oktober 2014 melansir HMAS Cerberus merupakan fasilitas pusat pelatihan primer yang berlokasi dekat dengan area Crib Point. Petugas keamanan lalu membuat sebuah area steril seluas 400 meter persegi di unit itu.

Namun, setelah diselidiki polisi mengatakan mereka tidak menemukan sesuatu yang mencurigakan dan menyerahkan benda itu kepada pasukan keamanan. Kepala tertinggi Polisi Victoria, Neil Paterson, mengatakan benda itu tidak mengandung bahan peledak. 

Pangkalan militer pun tetap aman dan tidak terkait dengan tindak terorisme.

Bikin Merinding! Lirik Lagu 'Kami Biru' Dinyanyikan Bobotoh Usai Persib Bandung Libas Madura United
"Tidak ada ancaman mendadak, karena sifat benda tersebut dan tidak ada nyawa manusia yang terancam di lokasi tersebut," kata dia dan dikutip BBC.

Kodam Cenderawasih: OPM Sebar Hoax TNI Usir Pasien dan Tutup RSUD Paniai
Kendati begitu, polisi masih terus menyelidiki benda yang dianggap masih berpotensi berbahaya itu dan tidak ditemukan secara wajar di lokasi itu. 

Selain Dikasih Pisang, Harga Harley Raffi Ahmad saat Touring Bareng Ariel Cs Jadi Sorotan
Australia masih memberlakukan status waspada akan adanya serangan yang dilancarkan oleh anggota kelompok ekstrimis yang kembali pulang ke Negeri Kanguru setelah ikut berperang di Timur Tengah. 

Beberapa tempat umum, dilaporkan Reuters, termasuk di dalamnya Gedung Parlemen di Canberra, keamanannya diperketat. Menurut keterangan media, seorang pria berusia 30 tahun ditangkap akibat terlibat dalam penutupan markas AL itu. Walaupun polisi mengatakan tidak akan mengenai pria itu dakwaan apa pun. 

Pria yang ditahan diyakini terkait dengan kelompok yang memiliki dapat menyebarkan ancaman keamanan di Australia. (ita)
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya