Cara Denmark Sambut Kepulangan Militan ISIS

Bendera kelompok ISIS
Sumber :
  • Reuters
VIVAnews
- Pemuda 21 tahun, Talha, dengan pakaian a la Timur Tengah dan janggut panjang berjalan dalam sebuah mall di Aarhus, sebuah kota pelabuhan di Denmark. Sekelompok pemuda Muslim yang dilewatinya memberikan salam, memperlakukannya bagai raja yang baru kembali dari peperangan.


Di negara lain, Talha seperti pemuda lain yang bergabung dengan militan ISIS di Suriah dan Irak, mungkin akan dicegah untuk kembali ke negaranya atau ditangkap dan dipenjara. Tapi di Denmark, kepulangan mereka diperlakukan seperti dalam cerita novel disambut dengan karpet selamat datang.


Disebut dalam laporan
Sydney Morning Herald
, Rabu 22 Oktober 2014, tidak ada satu pun penangkapan terhadap militan ISIS yang kembali dari Irak dan Suriah. Bahkan Denmark menjadikan diskriminasi terhadap mereka merupakan pelanggaran yang sama seperti kejahatan yang dilakukan militan ISIS.


Pemerintah Denmark menyediakan konsultasi psikologi gratis serta pekerjaan bagi mereka yang kembali setelah bergabung dengan ISIS. Sejumlah pejabat mengatakan Aarhus harus menjadi model untuk negara lain seperti Amerika Serikat (AS) dan Eropa.


Militan ISIS asal Eropa sebagian besar berusia antara 16-28 tahun, termasuk mantan kriminal dan anggota geng. Sebagian besar dari mereka bahkan berasal dari keluarga Muslim moderat. Walikota Aarhus Jacob Bundsgaard mengatakan, pemuda yang bergabung dengan ISIS tengah dalam masa yang sulit dalam hidup.


Mereka bergantung pada agama untuk menjawab kesulitan yang mereka alami. "Kita tidak dapat menerapkan hukum yang merubah cara mereka berpikir dan merasakan. Apa yang dapat kita lakukan adalah menunjukkan pada mereka ketulusan untuk berbaur, tentang dialog," kata Bundsgaard.


Talha, putra pasangan imigran Muslim dari Timur Tengah, bergabung dengan militan ISIS di Suriah selama sembilan bulan sebelum pulang lagi ke Denmark, Oktober 2013. Dia mengaku masih memimpikan suatu hari dapat tinggal di kekhalifan Timur Tengah.


"Saya tahu apa yang dipikirkan sebagian orang. Mereka takut pada kami yang pulang," kata Talha, nama samaran yang digunakan untuk menutupi identitas aslinya. Saat kembali ke Denmark, Talha memaksa ibunya untuk mulai mengenakan jilbab.


Talha mengatakan bahwa pandangan banyak pihak tentang ISIS adalah salah, karena menurutnya banyak hal baik dengan ISIS. Talha menolak untuk mengikuti kelas konsultasi gratis, karena menganggap dirinya tidak membutuhkan itu.


Pihak yang menentang kebijakan Aarhus mengatakan pendekatan lunak itu sangat berbahaya. Talha menjadi contoh bahwa pendekatan lunak yang diberlakukan tidak dapat merubah cara pandang radikal para militan.


Perdebatan terjadi di Eropa. Banyak pihak menginginkan Denmark, yang pernah mendapat kecaman setelah satu surat kabar Denmark menerbitkan kartun Nabi Muhammad pada 2006, agar melakukan pendekatan lebih tegas untuk mengatasi ekstrimis.


Caleg PKS Ngadu ke MK, Suara Diambil Rekan Satu Partai
"Mereka (Denmark) terlalu lunak dan mereka gagal melihat persoalan," kata Marie Krarup, anggota parlemen dari Partai Rakyat Denmark. (ita)

Dukungan Rp23 Miliar dari Para Pengusaha untuk Timnas U-23 yang Menginspirasi
Ilustrasi kekerasan seksual.

Baru Kenalan Malam Takbiran, Gadis SMP di Mojokerto Diperkosa

Nasib malang dialami seorang perempuan berusia 13 tahun di Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur, yang menjadi korban pemerkosaan.

img_title
VIVA.co.id
30 April 2024