Bela Dokter Informan CIA, Pengacara Pakistan Ditembak Mati

Keluarga pengacara Samiullah Afridi
Sumber :
  • REUTERS/Khuram Parvez
VIVA.co.id
Korban Ledakan Pakistan Bertambah Jadi 55 Orang
- Pengacara Pakistan yang membela dokter yang memberi informasi mengenai keberadaan Osama bin Laden, Samiullah Afridi, dilaporkan tewas ditembak pada Selasa kemarin. Samiullah mewakili dokter Shakil Afridi sejak beberapa tahun lalu, karena dia dijerat dengan tuduhan turut menjadi kaki tangan Badan Intelijen Amerika Serikat, CIA.

Reimburse Pakistan US$300 Juta Ditolak Pentagon

Stasiun berita
Pakistan Minta RI Kaji Ulang Hukuman Mati atas Warganya
Channel News Asia , Rabu, 18 Maret 2015 melansir, Samiullah ditembak mati ketika dia kembali ke rumahnya di bagian barat laut kota Peshawar. Berdasarkan informasi dari media lokal, dia baru saja kembali dari luar negeri usai meninggalkan Pakistan demi keselamatannya.

Sejak memilih untuk membela kasus Shakil, Samiullah kerap memperoleh ancaman kematian. Oleh sebab itu, dia memutuskan untuk mengungsi ke Uni Emirat Arab.


Kelompok sempalan Taliban yang menamakan diri Jundullah, mengaku bertanggung jawab terhadap penembakan itu.


"Kami membunuhnya karena dia membela Shakil, yang merupakan musuh kami," ujar juru bicara Jundullah, Fahad Marwat.


Shakil dianggap sebagai seorang pahlawan oleh pejabat tinggi Amerika Serikat, karena membantu memberi informasi mengenai keberadaan Osama di Abbottabad. Informasi berhasil diperoleh Shakil dengan cara melakukan kampanye pemberian vaksinasi palsu.


Di tahun 2011 lalu, pasukan khusus AS akhirnya melakukan serangan ke rumah Osama dan membunuhnya usai melakukan perburuan selama satu dekade.


Pengadilan sudah memutus vonis bui 33 tahun bagi Shakil. Namun, keputusan itu dibatalkan di tahun 2013 lalu dan kini Shakil tengah menanti vonis baru yang sedang diperjuangkan di pengadilan.


Keputusannya membela Shakil berbuah ancaman kematian yang kerap menerpa Samiullah. Pada tahun lalu, dia pun memutuskan berhenti mewakili kliennya itu.


"Saya telah menerima ancaman dari berbagai organisasi dan karena alasan itu, saya bahkan harus pergi ke Dubai untuk beberapa waktu," ungkap Samiullah kepada
Reuters
.


Beberapa organisasi lanjut Samiullah menginginkan dia tidak lagi melanjutkan kasus Shakil.


"Yang diancam dan berada dalam bahaya bukan hanya nyawa saya, tetapi juga keluarga. Oleh sebab itu, saya memutuskan untuk berhenti mengusut kasus ini," kata dia.

![vivamore="
Baca Juga
:"]






[/vivamore]
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya