Lima ABK Indonesia Meninggal Kelaparan di Kapal Taiwan

Perahu Nelayan Berharga Satu Milliar
Sumber :
  • ANTARA/Seno. S
VIVA.co.id
Asuransi Nelayan Tidak Berlaku untuk Anak Buah Kapal
- Lima Anak Buah Kapal (ABK) asal Indonesia dilaporkan meninggal di kapal berbendera Taiwan, Hsin Chiang Fisheries. Mereka meninggal ketika kapal tengah berlayar ke Senegal.

Kapal Malaysia Dibajak, Tiga ABK WNI Dilepas

Demikian ungkap Kementerian Luar Negeri RI melalui keterangan tertulis yang diterima
Hingga Malam, SAR Pontianak Cari Satu ABK Hilang
VIVA.co.id pada Sabtu, 6 Juni 2015. Kemlu menyebut kelima ABK itu bekerja di dua kapal yaitu Bintang Samudra 68 dan Bintang Samudra 11.


Lima ABK itu diketahui bernama Rasjo asal Tegal, Sardi asal Brebes, Roko Bayu Anggoro dari Gunung Kidul, Ruhiyatna Nopiansyah asal Subang dan Hero Edmong Lusikooy dari Surabaya. Mereka diberangkatkan oleh tiga agen yaitu PT Anugerah Bahari Pasifik, PT Arrion Mitra Bersama, dan PT Puncak Jaya Samudera.


Menurut informasi dari Kemlu, kelimanya meninggal di waktu berdekatan yaitu 23 April, 25 April, 27 April, 29 April, dan 3 Mei 2015. Sayangnya, peristiwa itu baru dilaporkan kepada KBRI Dakar dan otoritas terkait di Senegal pada saat kapal bersandar di Pelabuhan Dakar pada 7 Mei 2015.


"Dari hasil autopsi yang dilakukan oleh dokter forensik di Dante Publik Hospital, Dakar, dinyatakan kelima WNI itu meninggal akibat dehidrasi akut dan malnutrisi," kata Kemlu.


Dalam pertemuan dengan KBRI Dakar pada 17 Mei 2015, para ABK WNI lainnya mengatakan kelima rekannya tengah berada di laut untuk mendapat pasokan minuman dan makanan.


"Kapten kapal yang memiliki persediaan makanan dan minuman, malah cuek dan menyimpan pasokan itu untuk dirinya sendiri," kata Kemlu.


Makanan dan minuman yang tersedia di atas kapal hanyalah ikan yang telah dihancurkan sebagai umpan untuk menangkap ikan. Air yang berada di kapal, berbau solar. Sebab, air tersebut dialirkan melalui selang yang digunakan untuk memindahkan bahan bakar solar.


"Makanan, minuman dan obat-obatan yang dikonsumsi oleh ABK di atas kapal juga sangat terbatas dan tak higienis. Beberapa sebagian di antaranya bahkan telah kedaluwarsa," kata Kemlu.


Sebelum meninggal, kelimanya mengalami gejala yang sama yaitu lemas, sakit pada bagian perut dan pembengkakakan bagian tubuh. Jasad kelimanya akan tiba hari ini dengan menggunakan penerbangan Emirates EK 358 Dubai sekitar pukul 22.30 WIB di Bandara Soekarno-Hatta.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya