Menikmati Indonesia di Belanda Lewat Pasar Malam Sluiskil

Hiburan lagu-lagu Indonesia di acara Pasar Malam di Belanda.
Sumber :
  • KBRI Belanda

VIVA.co.id – Pernah terlibat konflik tak melunturkan persahabatan Indonesia dan Belanda. Meski sudah puluhan tahun meninggalkan Indonesia, sebagian warga Belanda masih menyimpan kenangan indah tentang Indonesia.

RI dan Belanda Siap Gelar Dialog Lintas-Agama di Ambon

Salah satu cara warga Belanda mengingatnya tergambar melalui kemeriahan acara "Pasar Malam Sluiskil."

Suasana Indonesia langsung terasa di kota Sluiskil, --kota kecil Belanda yang terletak di Kotamadya Terneuzen, Provinsi Zeeland--, dan terletak di ujung selatan negara serta dekat dengan perbatasan negara Belgia.

Indonesia Gelar Pameran Bus Terbesar di Asia Tenggara

Sejak masuk di Sluiskil sudah tampak “penjor-penjor” di beberapa perempatan jalan sebagai penanda adanya “Acara Indonesia” di gedung pertemuan Het Meulengat te Sluiskil, Kotamadya Ternauzen pada Minggu, 3 April 2016.

Acara “Pasar Malam Sluiskil” ini diselenggarakan oleh yayasan Belanda Stichting Frodo Production bekerja sama dengan beberapa pihak lainnya.

Hawaiki Nui 1, 'Penyambung Lidah' Data Center Indonesia dan 3 Negara

Acara dihadiri lebih dari 500 pengunjung, mayoritas adalah warga Belanda penduduk di wilayah Sluiskil dan Ternauzen. Cuaca yang cerah membuat suasana pasar malam semakin meriah.

Pembukaan “Pasar Malam Sluiskil” dilakukan oleh Dubes RI Den Haag, I Gusti A. Wesaka Puja beserta Burgemeester (Wali Kota) Terneuzen, Jon Lonink, dan Ketua Frodo Production, Gert Jenssen.

Dalam sambutannya, Dubes Puja menjelaskan secara singkat hubungan bilateral Indonesia dan Belanda. “Indonesia dan Belanda memiliki hubungan kesejarahan yang lama. Masyarakat kedua negara juga telah cukup saling mengenal. Makanan Indonesia pun cukup populer di Belanda ini," ujar dubes.  

Dubes Puja juga berpromosi mengajak pengunjung untuk berwisata ke Indonesia. “Tahun lalu, tercatat lebih dari 166 ribu wisatawan Belanda ke Indonesia dengan tingkat masa tinggal (length of stay) mencapai rata-rata 15 hari/orang. Dan kami ingin semakin banyak wisatawan Belanda datang ke Indonesia, melihat keanekaragaman budaya dan tempat-tempat wisatanya,” tuturnya.

Sementara itu, Wali Kota Jan Lonink dalam pidatonya menjelaskan kekagumannya atas keanekaragaman budaya dan keramahtamahan orang Indonesia.

“Perkenalan dan pengalaman saya dengan dua hal itu saya dapatkan pertama kali dari guru sekolah yang berasal dari Indonesia. Saya mengenal keanekaragaman budaya Indonesia dengan melihat acara-acara budaya Indonesia di Belanda ini," kata Lonink.

Para pengunjung memadati Anjungan Pameran kopi Indonesia di ajang Taste of Amsterdam, Belanda.

Orang Belanda Gandrungi Kopi Aceh Gayo dan Malabar

Tujuh ribu orang lebih kunjungi Indonesia Coffee House di Amsterdam.

img_title
VIVA.co.id
6 Juni 2016