AS Siap Persenjatai Libya Perangi ISIS

Krisis politik Libya
Sumber :
  • AP Photo

VIVA.co.id – Amerika Serikat menyatakan siap untuk mempersenjatai pemerintah Libya untuk melawan kelompok ISIS. Berbicara di Wina, Austria, Menteri Luar Negeri John Kerry, mengatakan kekuatan dunia akan mengupayakan pembebasan dari embargo senjata PBB. Menurutnya, ISIS merupakan ancaman baru bagi Libya dan harus dihentikan.

Demi Lolos Tes Narkoba, Wanita di AS Kirim Urine Anjing Peliharaan

Bulan lalu, pemerintah Libya memperingatkan bahwa ISIS bisa menguasai sebagian besar wilayah negara jika tidak segera dihentikan.

"Government of National Accord (GNA) merupakan satu-satunya entitas yang dapat menyatukan negara itu dan memastikan bahwa lembaga-lembaga itu penting. Ini adalah cara untuk memperoleh ikatan kuat yang diperlukan untuk mengalahkan ISIS," ujar Kerry, seperti dilansir dari situs BBC, Selasa, 17 Mei 2016.

Gara-gara Foto Pangkalan Angkatan Laut AS, Pria Tiongkok Ditahan

Ia juga menambahkan, dukungan untuk mempersenjatai pemerintah adalah bagian dari paket kebijakan yang disepakati pada pertemuan tersebut, termasuk mempercepat bantuan nonmiliter ke Libya.

Tak hanya itu. Kerry mengatakan bahwa selain melawan ISIS, GNA harus mengambil kendali penuh atas seluruh kementerian dan lembaga di Libya yang didukung masyarakat internasional.

Pria Berjanggut Merampok Bank, Sebar Uang, dan Teriak 'Selamat Natal'

"Kami berharap GNA dapat bermitra dengan negara-negara tetangga, untuk mengatasi ancaman di seluruh Mediterania dan di perbatasan lainnya, melawan organisasi kriminal yang terlibat dalam segala bentuk penyelundupan dan perdagangan manusia," kata Kerry.

Perdana Menteri dari pemerintah pemersatu Libya, Fayez Sarraj memperingatkan bahwa tantangan besar terbentang di depan dan melawan ISIS membutuhkan bantuan lebih besar dari pihak luar.

"Kami meminta masyarakat internasional untuk membantu kami. Bukan soal intervensi internasional, tetapi bantuan internasional dalam pelatihan, memperlengkapi pasukan dan melatih pemuda kita," ujar Sarraj.

Libya tengah mengalami kekacauan sejak pasukan yang didukung NATO menggulingkan penguasa lama, Kolonel Muammar Gaddafi pada Oktober 2011. Sampai saat ini, Libya memiliki dua pemerintah yang bersaing untuk kekuasaan. Masih terdapat ratusan milisi yang bersekutu dengan ISIS.

Barat berharap pemerintah persatuan akan melawan ISIS, yang saat ini bermarkas di Sirte, kota asal Gaddafi. Sejauh ini kelompok militan telah meluncurkan serangkaian bom bunuh diri dan serangan terhadap fasilitas minyak negara itu.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya