Bapak dan Ibu Jadi Kuli, Balita Diikat Tali

Bocah ini diikat oleh orang tuanya agar tak bisa kemana-mana.
Sumber :
  • Reuters/Amit Dave

VIVA.co.id – Seorang balita berusia lima belas bulan di India diikat di bagian kaki dengan menggunakan tali yang disangkutkan ke sebuah batu oleh ibunya sendiri. Selama sembilan jam dalam sehari, balita bernama Shivani itu harus menghabiskan waktunya di bawah terik matahari dan di pinggir sebuah gedung yang penuh dengan debu.

Inilah Alasan Tidak Enak Jadi Orang Miskin di India

Menurut kantor berita Reuters, Rabu, 18 Mei 2016, Sarta Kalara, ibu dari Shivani, mengaku terpaksa melakukan hal itu karena ia dan suaminya harus bekerja. Ia beralasan, anak pertamanya yang baru berumur tiga tahun tak mungkin bisa menjaga adiknya itu.

"Daerah disini banyak dilalui kendaraan, saya tidak punya pilihan. Saya melakukan hal itu demi keselamatannya," kata Kalara (23 tahun) yang bekerja bersama suaminya menjadi buruh bangunan sebagai pekerja konstruksi.

Bahaya, di India Darah Hasil Transfusi Tercemar Virus HIV

Ada sekitar 40 juta pekerja konstruksi di India, setidaknya satu dari lima pekerja adalah seorang perempuan. Mayoritas para pekerja itu adalah kaum migran miskin yang bekerja mati-matian untuk membangun gedung-gedung di perkotaan India.

Di India tidak jarang melihat anak-anak yang bergulir di pasir dan lumpur sementara orang tua mereka membawa batu bata, menggali jalan baru atau membangun rumah mewah. Banyak keluarga yang tinggal di tenda lokasi konstruksi, seperti Shivani misalnya, ia harus tidur beratapkan bintang di langit karena tak memiliki rumah

PM Kanada Justin Trudeau Telpon Prabowo Beri Selamat Menang Pemilu

Prabhat Jha, kepala perlindungan anak  Save the Children India, mengatakan fasilitas untuk melahirkan yang langka, dan biasanya masalah perekonomian yang menyebabkan kondisi ini. "Harus ada fasilitas untuk melahirkan, baik dari pemerintah atau perusahaan konstruksi. Harus ada tempat yang aman untuk anak-anak ini," kata Jha.

"Mereka (perusahaan) tidak peduli pada kami ataupun anak kami. Mereka hanya peduli terhadap pekerjaan," kata Kalara.

(ren)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya