Trump Jadi Presiden, Muslimah AS Berlatih Bela Diri

Muslimah berjilbab di Amerika Serikat.
Sumber :
  • REUTERS / Jim Bourg

VIVA.co.id – Presiden Amerika terpilih Donald Trump, dalam kampanyenya menyerukan akan melarang Muslim masuk ke Amerika Serikat. Dan setelah Trump dinyatakan menang Trump, beberapa wanita Muslim mengaku tidak merasa aman lagi tinggal di AS.

Demi Lolos Tes Narkoba, Wanita di AS Kirim Urine Anjing Peliharaan

Sebuah laporan yang dirilis setelah Pemilu AS menunjukkan, kejahatan dan kebencian tahun lalu terhadap Muslim dan minoritas lainnya meningkat.

Dilansir melalui TIME, sebuah organisasi hak-hak sipil nasional Southern Poverty Law Center, menyebutkan bahwa ada setidaknya 700 kasus intimidasi dan pelecehan di AS sejak pemilu

Gara-gara Foto Pangkalan Angkatan Laut AS, Pria Tiongkok Ditahan

Namun tak semua Muslimah memilih diam dan pasrah. Sebagian di antara mereka memutuskan untuk melindungi diri dengan belajar bela diri.

Adalah Zaineb Abdulla, wakil presiden dan instruktur bela diri di kelompok advokasi “Deaf Planet Soul,” mengatakan kepada Washington Post bahwa dia mengajar sembilan kelas bela diri yang pesertanya sebagian besar Muslimah.

Pria Berjanggut Merampok Bank, Sebar Uang, dan Teriak 'Selamat Natal'

Di sana, ia melatih mereka bagaimana untuk menghindari para perampas jilbab dan bagaimana melaporkan dan mengidentifikasi kejahatan rasial.

"Ini memberi kami kepercayaan diri. Saya memiliki banyak unek-unek dari peserta wanita yang berpikir bahwa mereka tidak mungkin bisa melawan," ujar Abdulla.

Abdulla kemudian mengunggah video yang menampilkan latihan bela dirinya ke akun Facebook miliknya, dan satu video telah dilihat 3,5 juta kali. Abdulla juga menceritakan jika ia telah menerima setidaknya 75 permintaan perempuan Muslim untuk membuka kelas yang sama, dan berencana untuk menbuka jadwal kelas itu di seluruh negeri.

Di sisi lain, Amani Al-Khatahtbeh, seorang pengusaha Muslim dan pendiri MuslimGirl,  mulai menjual paket keamanan untuk Muslimah. Paket seharga US$20 itu disebutnya sebagai, “kotak keamanan pasca pemilu.”

Isi kotak itu antara lain kunci, dan semprotan merica, yang bisa digunakan sewaktu-waktu untuk melindungi diri. Kotak itu juga berisi petunjuk, apa yang harus dilakukan Muslimah jika mereka tiba-tiba diserang atau dipaksa melepas jilbab.

"Ini benar-benar menyedihkan bahwa kita harus bicara (keamanan), tapi hal itu menjadi beda jika menyangkut perempuan Muslim yang dirasakan saat ini," kata Al-Khatahtbeh kepada Fortune.

Hal yang banyak ditanyakan kepada Muslimah dalam interaksi sosial mereka saat ini adalah, “apakah kamu merasa aman? apakah kamu baik-baik saja? Itulah kondisi Muslimah saat ini, dan itu sangat menyedihkan.” (ase)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya