Ninoy Karundeng Mengaku Diancam Dibunuh untuk Tulis Surat Pernyataan

Pegiat media sosial pendukung Jokowi, Ninoy Karundeng di Polda Metro Jaya
Sumber :
  • VIVAnews/Foe Peace

VIVA – Pegiat Media Sosial, Ninoy Karundeng membenarkan soal surat viral di medsos yang dibuatnya. Surat itu berisi pernyataan, kalau dia tidak diculik dan dianiaya.

Kasus Ninoy, Polisi Ungkap Peran Dokter yang Menyerahkan Diri

"Perihal surat pernyataan, surat yang saya tulis itu, itu betul saya yang menulis," kata dia di Markas Polda Metro Jaya, Kamis 10 Oktober 2019.

Namun, pendukung Joko Widodo ini menjelaskan, surat itu ditulis dalam keadaan dia ditekan. Dia menyebut, jika dia tak menulis surat itu ia diancam dibunuh. Maka dari itu, Ninoy mau tak mau harus menulis surat itu.

DPO Kasus Penganiayaan Ninoy Karundeng Menyerahkan Diri

"Tetapi, kalau saya tidak menulis, saya akan dibunuh," katanya.

Dia menambahkan, semua yang tertuang dalam surat adalah pernyataan yang diminta para pelaku. Katanya, hanya dengan mengikuti semua keinginan para pelaku saat kejadianlah dirinya bisa selamat hingga kemudian melaporkan mereka ke polisi.

Polisi Rinci Peran 15 Tersangka Kasus Ninoy Karundeng

"Itu saya harus mengikuti apa pun tulisan satu-satu. Itu diikuti apa yan mereka mau, kalau tidak, saya ini untuk menyelamatkan nyawa saya. Bahwa di dalam situasi seperti itu, apa pun yang saya lakukan, saya tidak pernah bsa melakukan apa pun. Saya tidak bisa berbuat apa pun, kecuali mengikuti mereka. Bahkan, sampai di situ, mereka sudah mempersiapkan macam-macam," kata dia lagi.

Sementara itu, pengurus Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) Al-Falaah, Pejompongan, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Iskandar beberapa kali kesempatan menjelaskan, jika tidak ada penganiayaan terhadap Ninoy di dalam maupun di luar masjid. (asp)

Pegiat media sosial pendukung Jokowi, Ninoy Karundeng di Polda Metro Jaya

Ninoy Maafkan Penganiaya, Tapi Enggan Cabut Laporan

Dia menyerahkan proses hukum ke polisi.

img_title
VIVA.co.id
1 November 2019