Pengakuan Menyedihkan Pengantin Tertipu WO Pandamanda Depok

Ilustrasi pernikahan.
Sumber :
  • U-Report

VIVA – Sejumlah korban penipuan dengan modus jasa penyelenggara pernikahan atau wedding organizer (WO) Pandamanda berbondong-bondong melapor ke Polres Metro Depok, Jawa Barat pada Selasa 4 Februari 2020. Sampai sore tadi tercatat ada puluhan calon pengantin yang tertipu dengan kerugian mencapai sekitar Rp1,5 miliar.

Anwar Fuady Ungkap Persiapan Pernikahannya di Usia 77 Tahun

Data yang berhasil dihimpun VIVAnews menyebutkan, rata-rata korban terjerat setelah melihat harga promo yang ditawarkan pelaku melalui akun media sosial Instagram. Selain harga yang relatif murah sekitar Rp50 hingga Rp70 juta, korban juga diiming-imingi mendapat sepasang cincin emas seberat 10 gram.

Isnaini, salah satu korban yang sudah terlanjur kena tipu pelaku mengatakan, pihaknya tidak hanya dirugikan secara materi tapi juga dipermalukan oleh perbuatan pelaku. Kala itu, Isnaini melangsungkan pernikahan dengan jumlah undangan mencapai 400 an pada Minggu 2 Februari 2020.

Viral di TikTok Pernikahan Low Budget, Enggak Sampai Rp3 Juta

“Tapi kita kan namanya orang hajatan sakral tuh kita maunya itu jangan sampai makanannya itu kurang sampai 1600 pax. Walauapun undangan cuma 400 undangan. Dan ternyata di hari H itu benar-benar zong,” kata Isnanini di Depok.

Wanita 25 tahun ini mengungkapkan, kejanggalan mulai muncul dari menjelang persiapan pesta pernikahan yang berlangsung di salah satu gedung di kawasan Kalibata, Jakarta Selatan.

Bakal Nikahi Wiwiet Tatung, Anwar Fuady Ungkap Jatuh Cinta di Usia Senja Beda Rasanya

“Dari jam dua siang orang gedung itu udah nanyain. Mana dekornya, catering-nya gimana, sampai jam tiga enggak ada juga sampai jam empat hari H itu enggak ada. Aku dan keluarga benar-benar pusing,” tuturnya.

Beruntung, pesta pernikahan masih bisa berjalan meski pada akhirnya tak sedikitpun makanan maupun minuman yang tersaji.

“Itu untungnya dekornya itu dibantu sama pengelola gedung. Dibantu sama mereka dan janurnya itu bekas orang yang duluan nikah. Terus di janurnya itu enggak ada namanya. Kita enggak ada dekornya. Untungnya juga pas akadnya itu kita dibantu sama pengelola masjid, kita koordinasi dengan pengelola gedung buat handle akad," lanjut dia.

Isnaini menceritakan, proses pesta pernikahan yang dilaluinya sangat menyedihkan. “Dari jam setengah enam sore itu enggak ada yang didekor sama sekali. Meja masih kosong. Catering enggak ada, sampai kita ulur waktu kan setengah delapan malam karena mulainya itu jam tujuh malam,” ujarnya.

“Sudah kita ulur setengah delapan kita masuk itu tamu sudah membeludak. Itu enggak ada juga (hidangan). Kita kira-kira mungkin datang jam delapan, ternyata enggak ada juga, sampai acara bubar jam setengah sepuluh malam, itu enggak ada juga,” tuturnya dengan nada sedih.

Saat itu, Isnaini dan keluarga telah berusaha menghubungi pemilik WO tersebut namun tidak ada jawaban. “Dari sebelum akad, diteleponin si Anwar (pelaku) itu enggak diangkat sama sekali," kata dia.

Atas kejadian ini, Isnaini mengaku mengalami kerugian hingga Rp65 juta dengan penawaran paket Rp 70 juta. “Dari Pandamanda akhir tahun itu ada promo jadi Rp50 juta, sudah semuanya, catering, MC, video. Itu benar-benar bukan materi aja yang dirugiin tapi juga malunya itu keluarga dan tamu undangan,” ucapnya.

Pelaku Ditangkap

Tak butuh waktu lama, polisi yang mendapat laporan akhirnya berhasil meringkus Anwar Said, pria yang disebut-sebut sebagai owner WO tersebut. Ia dibekuk di kantornya di kawasan Pancoran Mas Depok, Jawa Barat tadi siang. Kasubag Humas Polres Metro Depok, Ajun Komisaris Polisi Firdaus mengungkapkan, kasus ini terungkap ketika salah satu korbannya melaporkan ulah pelaku pada Minggu 2 Februari 2020.

“Jadi awalnya kami menerima laporan dari masyarakat yang merasa tertipu oleh salah satu wedding organizer karena ketika acara, makanannya (catering) tidak tersedia,” katanya

Dari hasil pemeriksaan sementara, korbannya ternyata bukan hanya satu orang. “Selanjutnya kami melakukan pendalaman dan penyelidikan lalu diketahui ada 28 orang yang merasa tertipu,” kata dia.

Rata-rata korban lainnya belum sampai pada hari pelaksanaan (pesta pernikahan) namun telah menyetor sejumlah uang ke pelaku dengan kisaran Rp50 hingga Rp70 juta per event.   

“Kalau korban pertama acara sudah dimulai tapi makanan enggak ada. Nah puluhan korban lainnya, acara belum mulai, tapi mereka juga sudah setor uang dan tidak ada kejelasan menjelang hari H,” ujarnya.

Sejumlah korban yang ditemui di Polres Metro Depok mengaku tertarik dengan WO tersebut lantaran harga yang ditawarkan murah dan dijanjikan mendapat sepasang cincin seberat 10 gram. Puluhan korbannya ini tidak hanya warga Depok, namun banyak pula yang berasal dari Jakarta dan luar daerah. Hingga kini kasusnya masih dalam penyelidikan lebih lanjut. 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya