Bawaslu DKI Mau Periksa Guru SMA 87 Soal Hasut Kebencian atas Jokowi

Sejumlah siswa SMAN 87 Jakarta menggelar unjuk rasa membela guru mereka
Sumber :
  • VIVA.co.id/ Irwandi Arsyad

VIVA – Ulah seorang guru berinisial N di SMA 87 Jakarta, yang diduga mendoktrin muridnya untuk membenci Presiden Jokowi, ternyata turut mengundang perhatian Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) DKI Jakarta. Mereka pun mendatangi Polda Metro Jaya guna membicarakan perihal dugaan pelanggaran pemilu terkait insiden itu.

Presiden Jokowi dan Iriana Hadir hingga Beri Karangan Bunga di Pernikahan Mahalini - Rizky Febian

Bawaslu DKI menyatakan pihaknya wajib dilibatkan dalam setiap penanganan dugaan adanya pelanggaran pemilu.

"Kita sampaikan yang di Jakarta Selatan terkait adanya dugaan pelanggaran pemilu yang dilakukan oleh guru di SMA 87," ucap Ketua Divisi Hukum dan Penanganan Pelanggaran Bawaslu DKI Jakarta, Puadi, di Mapolda Metro Jaya, Jumat 12 Oktober 2018.

Ajak 38 DPW PAN ke Istana, Zulhas Tak Bahas Kabinet dengan Jokowi

Dia menjelaskan terkait kasus ini, pihaknya telah meminta Guru N dan Kepala Sekolah SMA 87 hadir ke Bawaslu DKI Jakarta guna pemeriksaan lebih lanjut untuk mencari adanya unsur pelanggaran pemilu. Mereka diminta hadir Senin pekan depan.

Selain pihak sekolah, Bawaslu DKI pun turut memanggil pelapor. Jika ditemukan tindak pelanggaran pemilu, maka penanganan hukum dilakukan dalam waktu 1x24 jam di Sentra Penegakan Hukum Terpadu.

Stafsus Presiden Jokowi dan Kemenkop UKM Apresiasi Pendampingan UMKM

Tapi, bila tak ditemukan juga tak ada alat bukti yang cukup, pihaknya tak akan memproses lebih lanjut kasus itu.

"Namun jika tidak ada dugaan pelanggaran pemilu, bisa kita rekomendasikan kepada pelanggaran kepada UU lainnya. Dan bila memang tidak ada pelanggaran sama sekali, fakta di SMA 87, si pelapor tidak bisa membuktikan konten, atau adanya perlakuan guru-guru yang tidak sesuai, tidak sesuai faktanya, maka kita sampaikan tidak ada dugaan pelanggaran," ucap Puadi menjelaskan.

N dikabarkan mendoktrin sejumlah siswa untuk membenci Presiden Joko Widodo. Tapi, para murid di SMA tersebut membantah kabar itu dan menggelar aksi mendukung sang guru. (ren)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya