Di-Bully karena Corona, Jawaban Sita eks Pasien COVID-19 Cerdas Santai

Sita dan ibunya mantan pasien Corona
Sumber :
  • VIVAnews/Zahrul Darmawan

VIVA – Maria Darmaningsih bersama kedua putrinya, Ratri Anindyajati dan Sita Tyasutami kini sedang diliputi rasa bahagia setelah dinyatakan sembuh dari virus Corona COVID-19. Sejumlah dukungan pun mengalir deras untuk ketiga wanita tangguh tersebut.

Pilkada 2024 Berbeda dan Lebih Kompleks dibanding Pilkada Serentak Sebelumnya, Menurut Bawaslu

Seperti apa kronologi yang dialami ketiganya. Ulasan VIVAnews saat mewawancarai mereka di rumahnya, di kawasan Depok, Jawa Barat, pada Kamis 19 Maret 2020.

Melanjutkan cerita sebelumnya, Ratri Anindiyajati menuturkan, ketika dirinya mengaku demam dan menjalani pemeriksaan darah, dokter mengatakan ada tanda virus namun  tidak parah.

KPK Periksa Anggota DPR Fraksi PDIP Ihsan Yunus soal Dugaan Korupsi APD di Kemenkes

“Saat itu dokternya kasih aku obat, enggak ada antiobiotik, cuma untuk nurunin demam. Dokter bilang kamu sudah demam empat hari, ini dua hari lagi pasti sembuh. Yaudah saya minum obat dua hari sembuh,” katanya.

Pada 21 Februari 2020, Ratri pun sudah beraktivitas seperti biasa. Namun sejak saat itu dirinya merasa ada dahak di tenggorokan.

Singapore PM Lee Hsien Loong to Resign After Two Decades on Duty

"Di hidung bisa aja, kering tapi ada dahak yang bisa saya keluarin lewat ludah. Ya sudah saya seminggu berfungsi kayak biasa, ketemu teman-teman kerja,” kata dia.

 Lalu pada tanggal 2 Maret 2020, ia mendengar Sita dan ibunya (Maria)  positif Corona.

“Kalau perkiraan saya juga gitu, badan saya memang sudah 1,5 Minggu sudah memerangi virusnya, makanya ada demam dikit tapi karena daya tahan tubuh saya lagi kuat, ya enggak ada kelanjutan gejala apa-apa.”

Selama diisolasi, Ratri mengaku, keadaannya seperti orang sehat namun diisolasi saja. “Keluhan cuma ada dahak dan enggak ada infus, enggak merasa sakit, enggak panas, ya enggak apa,” tuturnya lagi.

Menimpali pengakuan sang kakak, Sita mengatakan, menurutnya apa yang mereka sampaikan terkait gejala adalah penting untuk edukasi bagi masyarakat.  

“Karena banyak yang nanya, gejala awal dan sebenarnya gejala setiap orang beda tergantung imun,” kata Sita.

Sita mengaku, dari kecil dirinya paling sering sakit karena kurang istirahat “Jadi emang paling gampang sakit dan naik turun dan juga mungkin tadi soal New York. Segala macam kemungkinan virus ini masuk tuh banyak sekali, enggak hanya dari kita,’” lanjut dia.

Ia merasa perlu meluruskan hal ini lantaran sempat merasa tersudutkan dan bahkan cenderung di-bully khususnya dari para netizen.

“Karena banyak banget yang DM (direct massage) bilang saya penyebab virus masuk ke Indo nanti kena azab. Yang paling banyak di-bully itu aku, karena di profile medsos aku banyak nari segala macam,” ujarnya

“Maksudnya kalau baca berita yang benar, kan ada cluster yang pulang dari umrah, Italia, Singapore, Bali banyak banget. Jadi itu untuk info ke publik bahwa saya pasien 01 bukan penyebab virus ini masuk ke Indonesia,” lanjut Sita.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya