5 Fakta Oei Tambah, Playboy Legend Jakarta yang Tewas Digantung

Oei Tambah Sia, Playboy Jakarta era kolonial
Sumber :
  • Wikipedia Id

VIVA Metro – Oei Tamba Sia adalah seorang playboy yang pernah menduduki tanah Jakarta jaman dulu, ia adalah seorang yang kaya raya berkat harta warisan dari sang ayah. Ia dikenal sebagai penjahat kelamin berbahaya di tanah Betawi.

Kemenag Mulai Lakukan Proses Penerjemahan Al-Qur'an ke dalam Bahasa Betawi

Dilansir dari Ensiklopedi Portal Resmi Provinsi DKI Jakarta, Nama Oei Tambah Sia yang kini dikenal sebagai urban legend Batavia ini muncul dalam catatan-catatan masa silam, ia merupakan pemuda berdarah Tionghoa yang selalu memangsa gadis-gadis Batavia.

5 Fakta Oei Tambah

Viral Sosok Riccie Playboy, Pria Asal Medan yang Gemar Bagi-bagi Iphone

1. Awal mula kisahnya

Ia diketahui hidup sekitar tahun 1827-1856 tepatnya ketika era kolonial Hindia-Belanda, dia adalah putra dari bos pengusaha tembakau yang kaya raya, Tambah mewarisi harta kekayaan sang ayah ketika usianya masih menginjak 15 tahun.

Aktor Berdarah Betawi Main di Series Avatar: The Last Airbender

Playboy ini kerap menghambur-hamburkan uangnya di kawasan Lak Keng, dekat rumahnya yang berada di Jalan Pa Tekwan yang kini bernama Jalan Perniagaan Raya, Tambora, Jakarta Barat. Ketika siang hari Oei Tambah minum arak dan berjudi dan pada malam hari ia menggoda para penari cokek.

2. Gambaran sosok Oei Tambah

Pria flamboyant ini diceritakan memiliki wajah yang tampan dengan kulit yang bersih juga cerah, ia terlihat selalu mengenakan topi yang dibuat dari sutera. Kerap berkeliling Batavia setiap sore hari menggunakan kuda dengan dua pengawal di kanan dan kirinya.

Pada usia 17 tahun reputasinya sebagai penjahat kelamin semakin dikenal sampai ke wilayah Weltevreden atau yang kini dikenal dengan nama Pasar Baru, Lapangan Banteng, Pasar Senen. Ia selalu membuat para orang tua yang memiliki anak gadis merasa cemas.

Museum Fatahillah, Jakarta.

Photo :
  • U-Report

3. Ayah Oei Tamba bernama Oei Toha

Oei Toha adalah orang yang sangat kaya raya di zaman kolonial Belanda, ia adalah pengusaha tembakau yang sangat sukses kala itu, tidak hanya kaya, dia juga memiliki pengaruh di masyarakat Tionghoa, maka oleh pemerintah belanda Toha diberi pangkat titular Letnan.

Oei Toha memiliki dua orang anak yakni, Oei Tambah dan Oei Makau. Nah, dari keluarga ini anak yang paling tersohor adalah Oei Tambah, namun bukan karena kebaikan seperti ayahnya, tapi justru sifat jahatnya.

Setelah kematian Oei Toha, usaha keluarga kini dipegang oleh Tambah, keluarga ini masih tetap kaya raya dan dihormati masyarakat Tionghoa, namun Tambah semakin menggila dan arogan.

4. Memangsa gadis dan istri orang

Tambah juga dikenal sebagai Playboy yang kerap mencuri gadis-gadis bahkan istri orang, ia memiliki sebuah tempat penginapan bernama Bintang Mas di Ancol, selain itu ia juga memiliki germo yang selalu mengintai gadis-gadis untuk dijadikan pemuas nafsu Tambah.

Apalagi yang tidak dimiliki bocah ini? Sebagai laki-laki ia muda, kaya, tampan dan tentu saja berbahaya.

Bahkan Nyonya Khoe Tjin Yang seorang istri pedagang kelontong berhasil ia rayu dan disimpan di penginapan Bintang Mas miliknya. Hingga si pedagang malang itupun menjadi gila dan hilang entah kemana.

Diketahui tambah juga memiliki gadis yang sangat ia jaga bernama Ajeng Gunjing, ia adalah perempuan penting bagi penjahat kelamin ini. Ajeng adalah seorang pesinden yang diboyong Tambah dari Pekalongan.

Hukuman gantung di Batavia

Photo :
  • tropenmuseum.nl

5. Akhir hayat Oei Tambah Sia

Tambah sendiri memiliki rival sebanding di kalangan orang Tionghoa bernama Lim Soe Keng, Lim merupakan menantu dari Mayor Tan Eng Gan yang kala itu menjabat sebagai Ketua Dewan orang Tionghoa.

Lim Soe Keng dulunya tinggal di Pekalongan dan hijrah ke Batavia. Merasa tersaingi, Tambah memiliki rencana jahat untuk menjebak Lim, Tambah memberikan racun kepada seorang pembantu Lim hingga tewas dengan maksud Lim dituduh sebagai pembunuhnya.

Namun, tuduhan itu tidak terbukti, investigasi dilakukan oleh Mayor Tan Eng Gan hingga kebenaran terungkap dan diketahui jika Oei Tambah Sia adalah orang yang membunuh pembantu Lim.

Pengadilan menjatuhkan hukuman mati untuk Tambah, keluarga melakukan upaya banding ke pengadilan namun tidak berhasil, permohonan grasi ditolak gubernur jenderal.

Hingga harinya tiba, Tambah dibawa ke tiang gantung di halaman Balai Kota Batavia yang kini bangunan itu kita kenal dengan sebutan Museum Fatahillah, Kota Tua. Di halaman Balai Kota warga telah berkumpul untuk menyaksikan, saat matahari terbit Tambah tewas di tiang gantung pada usia 31 tahun.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya