Heru Budi Beberkan Data Stunting di Jakarta, Ada 36 Ribu Balita Bermasalah Gizi

Pj Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono
Sumber :
  • Biro Pers, Media dan Informasi Sekretariat Presiden

Jakarta – Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta, Heru Budi Hartono menerima kunjungan dari Menteri Kesehatan (Menkes) RI, Budi Gunadi Sadikin. Keduanya membahas permasalahan stunting di ibu kota.

Heru Budi Apresiasi Kerja Sama Proyek MRT dengan Jepang, Nilainya Rp11 Triliun

Dalam kesempatan tersebut, Heru Budi memaparkan data stunting hingga gizi buruk di Indonesia, terutama di Jakarta.

"Pada siang hari ini saya mengundang Pak Menteri untuk bisa memberikan arahan terkait dengan balita yang bermasalah gizi, sesuai dengan data dari BPS sebanyak 798.107 yang rawan gizi," kata Heru Budi kepada wartawan di Balai Kota DKI Jakarta, Senin, 24 Juli 2023.

Kemenag Bekali Pelatihan Guru dan Pengawasan RA untuk Cegah Stunting Melalui PAUD HI

Kepala Sekretariat Presiden Heru Budi Sosialisasi Logo Resmi HUT ke-78 RI

Photo :
  • Youtube

"Sasaran balita ter-input di dalam sistem itu 457 ribu dan balita yang sudah ditimbang itu 250 ribu," ujarnya menambahkan.

Jokowi: Indonesia Succeeded in Reducing Stunting Rate

Oleh sebab itu, Menkes Budi Gunadi menyarankan agar dari data 798.107 ribu tersebut semuanya harus ditimbang. Sementara, balita yang kekurangan gizi atau terdapat masalah gizi sebanyak 36 ribu.

"Balita di Jakarta yang bermasalah gizi adalah 36 ribu. Pak Menteri jadi di DKI mencari anak-anak yang rawan gizi dan tentunya stunting. Hari ini terdata stunting itu 21 ribu dan itu yang harus kita urus," ujar Heru Budi.

Di sisi lain, Menkes Budi Gunadi menyampaikan bahwa DKI Jakarta adalah salah satu provinsi yang berani mengungkap data stunting sehingga sangat membantu pemerintah pusat untuk mengatasi polemik tersebut.

"Jadi mereka (DKI Jakarta) buka datanya semua, kenyataannya kok stunting jadinya ketemu ya udah. Abis itu juga di-update stuntingnya, ketemunya itu sebenarnya export juga dari kabupaten/kota tetangga DKI dan setiap bulan jadi naik. Itu lah kenapa kita mulainya di DKI," katanya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya