- VIVAnews/Ikhwan Yanuar
VIVAnews - Plaza UOB yang terendam banjir sejak Kamis lalu belum beroperasi normal hingga siang ini, Senin 21 Januari 2012. Listrik di gedung yang terletak di Jalan Thamrin, Jakarta Pusat, ini belum menyala. Air bersih pun juga belum mengalir.
Karena listrik belum menyala, eskalator pun tak berfungsi. Imbasnya, karyawan terpaksa menggunakan tangga darurat untuk menuju ke ruang kantor masing-masing. Bahkan, banyak karyawan yang akhirnya memilih berada di luar kantor untuk menunggu informasi lebih lanjut dari kantor masing-masing.
Salah satu karyawan yang menunggu adalah Tanesia. Karyawati yang berkantor di lantai 21, di bagian operasional gedung UOB, mengaku sudah tiba di kantor sejak pukul 08.00 WIB. Namun dia menemukan ruangannya tersebut masih sepi karyawan.
"Tadi sewaktu saya datang, ruang kantor masih sepi," ujar wanita yang akrab disapa Tanes itu. Dia juga harus meniti tangga untuk sampai ke lantai 21 itu.
Tak hanya itu, belum beroperasinya Plaza UOB ini membuat sejumlah karyawan dipindahkan ke kantor lain sambil menunggu Plaza UOB beroperasi normal. Menurut Tanes, sebagian karyawan UOB dipindahkan ke kantor cabang yang berada di daerah Harmoni.
Berdasarkan pantauan VIVAnews, hingga saat ini petugas pemadam kebakaran (damkar) masih menyedot air yang masih membanjiri lantai basement. Menurut informasi yang diperoleh dari salah satu petugas damkar, air basement satu dan dua sudah berhasil disedot sepenuhnya. Sedangkan air di basement tiga masih tinggi.
Pihak keamanan gedung terlihat memberlakukan pengamanan yang cukup ketat. Semua karyawan yang ingin masuk ke dalam gedung diwajibkan menunjukkan tanda pengenal kantor mereka. Wartawan dilarang memasuki area dalam Plaza UOB. Sementara itu, lalu lintas di depan gedung setinggi lebih dari 40 lantai ini pun juga ramai, karena banyak kendaraan yang terparkir di depan gedung sehingga menggangu arus lalu lintas. (umi)
Cak Imin Sebut Pembangunan selama Sepuluh Tahun Terakhir Terlampau Sentralisasi
Cak Imin mendorong kader-kader PKB untuk maju dalam Pilkada Serentak di daerah masing-masing. Dia menilai pembangunan selama sepuluh tahun terakhir terlalu sentralistis.
