Sumber :
- VIVA.co.id/Anhar Rizki Affandi
VIVA.co.id
- Lebih dari sepekan warga Kampung Pulo menempati Rumah Susun Sederhana (Rusunawa) di Jatinegara Barat, sejak Pemerintah Provinsi DKI Jakarta merelokasi warga dari pemukiman mereka di bantaran Kali Ciliwung, 20 Agustus 2015 lalu.
Kendati fasilitas yang diberikan, seperti listrik dan air bersih sudah tersedia, namun beberapa warga mengaku masih sulit beradaptasi tinggal di Rusunawa.
Malah, seorang warga yang tinggal di Rusunawa menyatakan ingin kembali tinggal di Kampung Pulo, sekalipun bencana banjir tahunan akan terus menggenangi daerah mereka. Seperti Idrus (24), yang mengaku terpaksa ikut pindah ke Rusunawa bersama ibunya.
"Saya dan ibu saya kurang betah tinggal di sini karena sulit beradaptasi. Apalagi ibu saya sudah tua dan kesulitan jika harus menggunakan lift," kata Idrus saat ditemui
VIVA.co.id
, di halaman depan Rusunawan Jatinegara, Minggu, 30 Agustus 2015.
Idrus bersama ibunya mendiami salah satu kamar di lantai 16 blok B Rusunawa Jatinegara barat. Meski fasilitas rusunawa sudah cukup baik, namun bila harus memilih, Idrus dan ibunya lebih suka tinggal di Kampung Pulo.
"Meski harus banjir-banjiran saya lebih senang tinggal di Kampung Pulo, dari kecil sudah hidup di sana, apalagi ibu saya sudah tua, dan beberapa warga yang lanjut usia agak susah untuk menggunakan
lift
," ujarnya.
Baca Juga :
Banjir Kiriman Rendam Kampung Pulo
Pemprov DKI Batal Bangun 5 Menara Rusun Baru
Target penyediaan 20 ribu unit rusun tahun ini tak tercapai.
VIVA.co.id
8 Agustus 2016
Baca Juga :