Kisah Waria Rela Nyebur Kali Angke Saat Dirazia Satpol PP

Dua waria ditangkap
Sumber :
  • VIVA.co.id / Muhammad Iqbal

VIVA.co.id - Dunia malam di Jakarta begitu banyak kisah menarik. Tak terkecuali dalam dunia prostitusi. Seperti di sepanjang Jalan Tubagus Angke, Kecamatan Grogol Petamburan, Jakarta Barat.

Pasca Digeruduk Ormas, Pesantren Waria Ditutup Sementara

Sepanjang jalan yang beriringan dengan Kali Angke sepanjang lebih 5 kilometer itu, terdapat trotoar sekaligus pohon-pohon yang berdiri, serta tembok seukuran sepinggang orang dewasa.

Di sanalah, setiap malam, tempat berkumpulnya puluhan waria dan Pekerja Seks Komersial (PSK) menjajakan diri. Di bawah redupnya pencahayaan pinggir jalan, yang hanya mengandalkan lampu-lampu kendaraan yang lewat.

VIVA.co.id, berkesempatan mengikuti kegiatan berupa razia Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) yang digelar oleh Suku Dinas Sosial Jakarta Barat dan Kecamatan Grogol Petamburan.

Pesantren Waria Didatangi Massa Ormas Front Jihad Islam

Misi dari razia ini adalah menggaruk sebuah yang terindikasi sebagai PMKS, seperti gelandang dan pengemis (gepeng), serta PSK atau waria yang kerap mangkal di wilayah Tubagus Angke menuju Tambora.

Sekitar pukul 21.00 WIB, petugas mulai bergerak menuju lokasi sasaran. Perlahan, iringan mobil yang terdiri dari mobil petugas Satuan Polisi Pamong Praja, mobil Sudin Sosial, dan mobil krangkeng yang dipersiapkan untuk menampung "jarahan", memasuki jalanan Tubagus Angke.

Dengan cepat dan mendadak, petugas langsung menyerbu sepanjang jalanan untuk menangkapi waria dan PSK yang mangkal. Tak pelak, aksi kejar-kejaran terjadi, para PSK terutama waria berlari terbirit-birit dikejar petugas.

Ada yang kabur ke seberang jalan masuk gang-gang kecil, ada yang bersembunyi di pinggir kali dan bahkan, dua orang waria, nekat nyemplung ke Kali Angke yang sangat bau dan kotor.

Kepanikan para PSK dan waria yang dikejar petugas sempat membuat heboh jalanan Tubagus Angke. Untungnya, jalanan tidak begitu ramai sehingga tidak menimbulkan kemacetan.

Waria Cantik Ini Jadi Model Iklan hingga Miss Hukum dan HAM

Sial bagi petugas, akibat gesitnya para waria dan PSK, atau memang karena mereka sudah hapal gerakan jika akan di razia, petugas hanya membawa dua waria yang tertangkap saat hendak "nyemplung" ke Kali Angke.

Sementara, ada tontotan yang unik dan lucu, di mana dua orang waria lainnya, yang nekat melompat ke dalam Kali Angke, terus berenang ke tengah Kali, sehingga menjadi tontotan warga, dan membuat repot petugas untuk menangkapnya.

Setelah sekian lama dibujuk dan dirayu agar mau menepi ke tepian, kedua waria dengan pakaian mimim itu tetap juga tak mau menepi sehingga petugas memutuskan meninggalkan keduanya dan menjadi tontotan warga sekitar.

Dua waria yang diciduk petugas adalah Onces (46) dan Caca (25). Onces ditangkap saat hendak berenang ke tengah layaknya dua waria lainnya, namun sial baginya, saat baru saja ingin berenang, kaos merah yang dikenakannya ditarik petugas, tak pelak, bau menyengat khas kali yang penuh comberan melekat di tubuhnya saat diangkut menuju Kantor Kecamatan Gropet.

Onces tidak memiliki KTP. Ia sehari-hari mengaku tinggal di Cempaka Putih dan bekerja sebagai tukang salon. Ia mengatakan, tidak sedang "mangkal" di kawasan Tubagus Angke, melainkan sedang menemui temannya, Caca yang ikut tertangkap.

"Saya tinggal ngekos di Cempaka Putih. Saya kaget, pas tiba-tiba ramai petugas, makanya saya nyebur. Baru juga nyampe dari jalan ke situ," ujar Onces.

Profesi sampingan

Lain Onces, lain lagi Caca. Caca, seorang waria yang asli dari Makassar ini memiliki nama asli Fadli. Hal ini terungkap saat dia menunjukkan KTP kepada petugas.

Caca, berperawakan persis seperti perempuan, dengan rambut panjang sepinggul, payudara yang padat hasil suntik hormon, namun, ia mengaku belum mengganti alat vitalnya.

Caca mengaku jarang mangkal di Tubagus Angke, dia biasanya lebih sering berada di kos nya di daerah Klender, Jakarta Timur. Dia juga selain berprofesi sebagai PSK, juga sebagai pekerja salon.

"Saya itu dari tamat SMP sudah begini, nyadarnya saya itu perempuan, ini soal perasaan. Mau gimana lagi ya harus jadi perempuan, ini dada saya (payudara) disuntik hormon dari Thailand, mahal loh, " kata Caca bercerita kepada VIVA.co.id, setelah ditangkap dan dibawa ke Kantor Kecamatan Gropet.

Caca baru setahun terakhir tinggal di Jakarta. Ia mengaku, keluarganya di kampung halamannya mengetahui keadaan dia sekarang. Hanya saja kepada keluarganya Caca mengatakan profesinya adalah tukang salon dan tukang rias wajah.

Dalam sekali "mangkal", Caca bercerita, ia tidak menetapkan tarif tertentu untuk pelanggannya.

"Sekali main, Gocap (Rp50 ribu), tapi terkandung nego ya," kata Caca terus terang.

Dia mengatakan, sepanjangan Jalan Tubagus Angke memang merupakan tempat mangka ia dan teman-teman seprofesinya.

"Kalau yang di bawah, tempat saya tadi itu waria semua, agak ke atas dikit itu baru cewek beneran," kata dia.

Uang hasil pekerjannya sebagai PSK digunakan Caca untuk keperluan sehari-hari dan untuk ia masuk hiburan malam seperti diskotik.

"Suka sih ke diskotek, enak di sana gelap. Saya kalau ke toilet diskotek masuknya toilet cewek," ujarnya.

Dibina panti sosial

Wakil Camat Grogol Petamburan, Nuraini Silvia mengatakan, sebanyak 32 PMKS berhasil dijaring petugas pada Kamis malam, 1 Oktober 2015 dan akan langsung dibawa ke Panti Sosial Kedoya untuk menjalani masa karantina dan pembinaan.

"Kita membantu Sudin Sosial untuk menjaring mereka, karena PMKS di wilayah Gropet sudah sekian banyak," kata Silvi.

Malam semakin larut, Onces dan Caca terpaksa melupakan rencana mereka malam itu, yakni seusai melayani pelanggan akan berkumpul bersama dengan teman-teman mereka.

Sementara, dua waria lainnya, lebih memilih menyebur ke Kali Angke, dibanding dibina oleh Pemerintah, karena mereka mencintai pekerjaan mereka.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya